Tim tersebut yang dipimpin oleh Lee Kwang-hee di Gwangyu Institute of Science and Technology (GIST) mengatakan sel matahari itu dirancang guna meniru kegiatan pembangkit listrik photovoltaic, dan mencapai angka efisiensi energi yang tak pernah terjadi sebelumnya, yaitu 6,2%.
"Ini adalah angka tertinggi yang dicapai oleh satu sel matahari organik photovoltaic, plastik satu- lapis yang diciptakan di dunia sekarang ini dan akan sangat membantu pemanfaatan komersial generator listrik yang menggunakan sinar surya," kata profesor ilmu materi tersebut di laboratorium yang dikelola negara.
Jika dikembangkan secara penuh, sel matahari itu, yang dapat dengan mudah ditekuk, dapat dilekatkan di mantel, tas, bermacam alat elektronik dan jendela bangunan.
Terobosan tersebut telah dikonfirmasi oleh U.S. National Renewable Energy Laboratory dan disiarkan di dalam jurnal internasional on-line terbitan terakhir Nature Photonics.
Efisiensi energi menunjukkan persentase sinar surya yang diubah sel matahari itu jadi listrik.
Tim Lee menyatakan mereka menggunakan satu bahan baru yang memiliki properti "voltase sirkuit terbuka" dan oksida titanium guna mewujudkan efisiensi tinggi.
Ia menambahkan dalam kondisi yang disebut lampu hijau, efisiensi energi sel tenaga listrik baru yang berbasis plastik itu mencapai 17%, yang berarti lebih dari cukup guna mulai menghasilkan listrik komersial. Banyak ahli mengatakan angka efisiensi 7% harus dicapai bagi sel matahari plastik untuk dapat memiliki fungsi komersial.
Sel sinar matahari yang berbasis silikon inorganik konvensional yang digunakan di rumah memiliki angka efisiensi 7 sampai 8%, sementara panel sangat mahal yang dipasang pada satelit memiliki angka efisiensi 15%.
Teknologi itu, yang dikembangkan secara bersama dengan para peneliti AS yang dipimpin oleh Alah Heeger dari University of California, Santa Barbara, adalah perluasan dari penelitian yang dilakukan pada waktu lalu.