Alwan mengatakan, pengobatan ini untuk mengetahui sejauh mana tingkat kecacatan penderita sehingga bisa ditangani oleh tim dokter ahli Yapmedi.
"Jika mereka mengalami cacat permanen tentu akan diberikan alat bantu pada bagian anggota tubuhnya," katanya.
Menurut dia, apabila penderita polio itu tidak mengalami cacat permanen tentu tidak diperlukan menggunakan alat bantu.
Akan tetapi, mereka hanya cukup dirujuk ke rumah sakit untuk menjalani pengobatan yang ditangani dokter ortopedi dan dokter ahli syaraf.
Kepala Bidang Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Dinas Kesehatan, Kabupaten Lebak, dr Sri Agustina, mengatakan, dengan pengobatan ini diharapkan kondisi penderita polio dapat terdeteksi perkembanganya.
Selama pengobatan ini jika ditemukan penderita mengalami cacat permanen, dipastikan mereka akan menjalani pemeriksaan tahap selanjutnya.
Saat ini, para penderita polio yang mengalami cacat permanen akan mendapatkan bantuan alat bantu untuk anggota tubuhnya yang cacat tersebut.
Ia menambahkan, kerja sama ini untuk mengurangi tingkat kecacatan penderita polio juga selanjutnya akan diberikan terapi seperti latihan fisik dan terapi lainnya. "Sampai saat ini penularan virus polio sudah tidak ditemukan lagi di Lebak," ujarnya.