Penduduk Meksiko belum meredakan rasa terkejut mereka akibat flu babi yang menewaskan hampir 150 orang dan menjangkiti 2 ribu lainnya dalam waktu singkat. Tiba-tiba, sebuah gempa kuat melanda pusat negara itu dan menggoyang gedung-gedung tinggi di ibukota. Pekerja kantor yang mengenakan masker pun berlarian keluar.
"Saya takut. Kami tak biasa hidup dengan begitu banyak ketakutan tapi semua tiba-tiba terjadi. Krisis ekonomi, penyakit, dan sekarang gempa. Sudah seperti kiamat saja," ujar seorang pekerja sosial Sarai Luna Pajas. Gadis berusia 22 tahun itu keluar dari gedung kantornya untuk menyelamatkan diri dari gempa.
Harold Gutierrez, rekan kerja Pajas berpendapat sama. Menurutnya, Meksiko memang berpegang teguh pada agama yang mereka anut. Meski demikian, ia juga merasakan sensasi bahwa dunia tak lama lagi akan berakhir. "Jika memang demikian, maka ini rencana Tuhan," ujar si pemuda dari balik masker hijaunya.
Depdagri Meksiko melaporkan tak ada kerusakan akibat gempa berkekuatan 5,6 pada Skala Ritcher yang melanda Meksiko pada Senin (27/4) waktu setempat itu. Pusat gempa terletak di Chilpancingo, sekitar 210 km dari ibukota atau 80 km dari resor wisata Acapulco.
Bencana itu memperparah kekhawatiran dan ketakutan penduduk akan flu babi (swine flu) yang kini dilabeli Badan Kesehatan Dunia (WHO) di level 4. Artinya, ada penyebaran yang signifikan dari manusia ke manusia. Varian virus H1N1 ini memang termasuk baru, gabungan antara flu manusia, burung, dan babi.
"Bukan berarti pandemi akan terjadi, namun kami harus fokus pada usaha-usaha untuk mitigasi virus ini. Masih terlalu awal untuk memprediksikan apakah akan terjadi pandemi ringan atau serius," ujar Asisten Dirjen WHO, Dr Keiji Fukuda, seperti dikutip CNN, Selasa (28/4).
Berdasarkan data WHO, AS mengkonfirmasikan 47 kasus positif lagi, Meksiko 26, Kanada enam, dan Spanyol satu. Dua kasus juga dilaporkan di Skotlandia. Sedangkan di Meksiko sendiri yang merupakan sumber penyakit ini, 149 dilaporkan tewas dan lebih dari dua ribu orang dirawat di rumah sakit.
Beberapa ahli kesehatan sangat mengkhawatirkan potensi pandemi pada penyakit ini. Sebab orang dewasa sehat di Meksiko tewas karena flu babi. Menurut Menkes Meksiko Jose Angel Cordova Villalobos, jumlah penderita kasus ini masih akan terus meningkat.
Perjuangan itu makin berat dengan jumlah kematian yang meningkat karena perang melawan narkoba. Perjuangan ini mendapat dukungan langsung dari Presiden AS Barack Obama yang turut prihatin dengan negara tetangganya itu. Presiden Meksiko Felipe Calderon pun telah berjuang dengan agresif untuk mengatasi masalah ini.
"Kami berkomitmen untuk membangun kerjasama dengan Meksiko, menjamin bahwa kami menghadapi hal yang sama dari balik perbatasan masing-masing. Meksiko tak bisa berjuang sendirian dan AS harus membantu," tutur Obama beberapa saat lalu.
Dephan AS menyatakan lalu lintas perdagangan obat-obatan oleh organisasi narkoba yang berbasis di Meksiko merupakan ancaman terorganisir paling besar dari negara tersebut. Demi kepentingan ini, Obama mendapat restu Kongres AS untuk mengalokasikan US$ 350 juta di perbatasan AS-Meksiko.Dana tersebut akan digunakan untuk memerangi kartel sekaligus polisi korup yang bekerjasama dengan kartel. Usaha itu masih belum menunjukkan perubahan yang berarti, korban kartel narkoba masih menumpuk. Kini, Meksiko menjadi negara yang dinaungi awan gelap kekhawatiran.