Acara adat Mapag Sri di desa Kendayakan kec Terisi, Indramayu (Cuplikcom/ist)
Cuplikcom - Indramayu– Pemerintah Desa (Pemdes) Kendayakan melaksanakan Mapag Sri dengan rangkaian acara, tahlil, doa bersama dan pagelaran wayang kulit.
Pelaksanaan tahlil dan doa bersama yang dilaksanakan Pemdes Kendayakan Kecamatan Terisi Kabupaten Indramayu Provinsi Jawa Barat ini merupakan rangkaian acara syukuran Mapag Sri.
Acara tahlil dan doa bersama yang digelar pada Jumat Malam (26/4/2024) yang dimulai sekira 19.40 WIB sampai dengan 20.13 WIB di aula Balai Desa Kendayakan diikuti oleh Kuwu Desa Kendayakan beserta Pamong Desa, Lembaga Desa, Ketua RT, Ketua RW, warga Desa Kendayakan dan Anggota Koramil 1613/Terisi Serka Sugito.
Pada kesempatan itu, Sekretaris Desa Kendayakan, Erman, S.Pd membuka acara tahlil dan doa bersama. Ia mengucapkan terimakasih kepada tamu undangan masyarakat Desa Kendayakan yang telah menghadiri acara dalam rangka rangkaian syukuran yakni Mapag Sri.
"Karena sebentar lagi di Desa Kendayakan akan mengadakan panen raya. Diadakannya kegiatan Mapag Sri ini kita diingatkan bahwa kita senantiasa selalu bersyukur atas nikmat-nikmat yang diberikan oleh Allah SWT," ungkapnya.
Masih kata Erman, S.Pd, mari kita isi kegiatan Mapag Sri ini dengan penuh tobat toibah toimah untuk menjadikan Desa Kendayakan yang maju berakhlakul karimah dan menjadikan masyarakat Desa Kendayakan sejahtera.
"Semoga panen di Desa Kendayakan di tahun 2024 tidak ada halangan suatu apa pun dan mendapatkan ridho dari Allah SWT, Amin ya robbal alamin," kata Erman, S.Pd mengakhiri sambutannya dan mempersilahkan Muhajirin untuk memimpin tahlil dan doa bersama.
Kuwu Desa Kendayakan, Agung Prayitno beserta tamu undangan yang hadir dengan khusyu mengikuti tahlil dan doa bersama. Hingga acara terlaksana dengan lancar.
Sementara, untuk pelaksanaan kumpul tumpeng dan pagelaran Wayang kulit Satria Langen Budaya dari Lohbener dengan Ki Dalang Dian Pradita Kusuma, S.Sn akan dilaksanakan pada Sabtu (27/4/2024) sekira 08.30 WIB di aula Balai Desa Kendayakan.
Keesokan harinya, sejumlah ratusan Ibu-ibu dengan membawa tumpeng beserta lauk pauk dan buah-buahan. Mereka berdatangan menuju ke lokasi acara guna bersama-sama mengikuti tahlil doa bersama yang masih dalam rangkaian Mapag Sri. Selain Ibu-ibu, turut dihadiri Bapak-bapak warga setempat. Terlihat Kuwu Kendayakan Agung Prayitno berserta jajarannya dengan kompak mengenakan pakaian berwarna merah maroon. Mereka berkumpul dan sudah siap melaksanakan tahlil doa bersama.
Sekretaris Desa Kendayakan, Erman, S.Pd dalam kesempatan itu memandu acara. Selanjutnya, Kuwu Kendayakan, Agung Prayitno diberi kesempatan untuk sambutan.
Pada kesempatan itu, Agung Prayitno menyapa Ibu-ibu yang sumringah dan begitu semangat.
"Sekalian bertemu dan berkumpul dengan teman-temannya, semangatnya luarbiasa, mudah-mudahan nanti panennya memperoleh yang banyak. Kesehatannya tetap terjaga. Diberikan kekuatan. Barangkali kita yang mempunyai hutang, hutangnya bisa terbayar," kata Agung Prayitno.
Lanjut Agung Pdayitno, karena masyarakat Desa Kendayakan itu umumnya petani. Alhamdulillah, kalau dilihat padinya bagus, mudah-mudahan sampai panen tetap bagus. Walaupun masyarakat Desa Kendayakan yang jumlahnya ribuan tapi yang hadir ini kurang lebih dibawah 100. Tidak apa-apa, karena yang lainnya pada sibuk, Ibu ini mewakili masyarakat, sama saja bersyukur, Ibu yang punya niat mewakili masyarakat Kendayakan mengikuti kumpul tumpeng. Karena, Mapg Sri, Sedakah Bumi itu budaya lokal.
"Harapan Saya sebagai Kuwu Kendayakan, ayo kita bersama-sama tatkala ada sesuatu yang belum bisa diselesaikan, kita selesaikan bersama. Tingkatkan gotongroyongnya. Tingkatkan kebersihan didalam lingkungannya kita," ungkapnya.
Dikatakannya, kalau Ibu-ibu semua memiliki kesadaran yang paling tinggi untuk membersihkan lingkungan Desa Kendayakan ini gampang, yang penting setiap lingkungan rumah terlihat bersih. Setiap individu memiliki kesadaran untuk membersihkan lingkungan. Tidak hanya saja di luar dan di dalam rumah, bahkan saluran air pesawahan pun kalau terlihat banyak sampah ya dibersihkan.
"Kalau sudah memiliki kesadaran untuk hidup bersih dan menciptakan lingkungan yang bersih, jalannya saja di sapu apa lagi dirumahnya," katanya.
Mudah-mudahan, kata Agung Prayitno, kita ada niatan berubah untuk diri kita. Kapan lagi kalau tidak sekarang. Jangan kita berharap ke depan akan berubah tatkala hari ini kita tidak bisa melakukan apa-apa. Kalau Ibu punya rencana dan punya cita-cita ke depan maka lakukan dari sekarang. Apa yang akan kita terima di hari depan adalah hasil perbuatan kita sekarang. Yang kita rasakan sekarang adalah hasil perbuatan kita yang kemarin.
Oleh karenanya, kalau kita ke depan terasa lebih baik, kita lakukan sekarang sesuai dengan kemampuan kita masing-masing. Dari hal-hal yang kecil saja dulu. Lakukan kebersihan di dalam sekitar lingkungan kita masing-masing. Insya Allah, ini akan merubah kita.
"Mari kita seguyub, mari kita tingkatkan sesadaran kita, kita lebih semangat lagi. Karena hasil kerja kita itu pasti harus dibangkitkan kesemangatan dan keyakinan kita. Selesai ini, Muhajirin akan memimpin doa. Semoga kita mendapatkan keselamatan, panennya bagus, halangan hamanya tidak ada, supaya Allah SWT memberikan kita lebih berikhtiar, Amin," kata Agung Prayitno mengakhiri sambutan.
Selesainya itu, Muhajirin memimpin tahlil dan doa bersama. Mereka dengan khusyu melaksanakannya hingga selesai. Kemudian, sebagian dari panitia acara yang sudah siap dengan membawa karung menghampiri Ibu-ibu untuk menerima sebagian tumpeng, lauk pauk dan buah-buahan. Ibu-ibu selesainya itu beranjak pulang ke rumah masjng-masing.
Acara berikutnya pagelaran Wayang kulit Satria Langen Budaya yang digelar sampai Sore hari dan akan dimulai lagi pada Malam hari.