Karimunjawa , salah satu kecamatan di Kabupaten Jepara adalah merupakan satu-satunya kecamatan di Jawa Tengah yang, dipisahkan lautan dengan daratan Jawa yang berjarak 45 mil laut dari ibukota Kabupaten dan 60 mil laut dari ibukota propinsi, merupakan untaian pulau-pulau kecil yang terdiri dari 27 pulau dengan luas 7129 ha serta luas perairan 107.225 ha.
Nama Karimunjawa konon diambil dari kata ( Keremun = Jawa ) atau samar-samar, maksudnya adalah gugusan pulau ini bila dilihat dari darata jawa kelihatan (keremun-keremun / samar-samar). Nama tersebut konon diberikan saat Sunan Nyamplungan datang ke Karimunjawa (orang pertama kali datang menginjakkan kaki didaratan karimunjawa). Sunan Nyamplungan adalah salah satu putra Sunan Muria yang hijrah ke karimunjawa , yang namanya diabadikan dari tempat makamnya yaitu gunung Nyamplungan diwilayah desa Karimunjawa. Dalam hijrahnya ke Karimunjawa beliau diantaranya membawa bekal Pecel Lele dan Tongkat . Lele yang dipecel sudah barang tentu sudah dibuang patilnya. Dari legenda ini dikaitkan dengan jenis lele Karimunjawa yang tidak berpatil yang sekarang banyak dijumpai di dukuh Legon Lele dilereng gunung. Sedangkan Tongkat Kayu konon setelah ditancapkan ditanah tumbuh menjadi Pohon Dewondaru yang terkenal sampai sekarang.
Pada tahun 1986 Pemerintah Indonesia menetapkan bahwa sebagian kepulauan Karimunjawa dan perairan sekitarnya yang meliputi luas 111,625 Ha telah ditetapkan sebagai Cagar Alam Laut yang kemudian dikembangkan sebagai Taman Nasional Laut. Taman Nasional Karimunjawa selain sebagai sarana penelitian mengenai pengelolaan kawasan dan kegiatan rekreasi juga merupakan sarana penelitian yang sangat potensial mengenai tipe ekologi vegetasi hutan hujan tropik, vegetasi mangrove, ekologi perairan dengan terumbu karang serta keanekaragaman ikan hiasnya.
Taman Nasional Karimunjawa merupakan gugusan 27 buah pulau yang memiliki tipe ekosistem hutan hujan dataran rendah, padang lamun, algae, hutan pantai, hutan mangrove, dan terumbu karang. Jenis terumbu karang di Taman Nasional Karimunjawa merupakan terumbu karang pantai/tepi (fringing reef), terumbu karang penghalang (barrier reef) dan beberapa taka (patch reef). Kekayaan jenisnya mencapai 51 genus, lebih dari 90 jenis karang keras dan 242 jenis ikan hias. Dua jenis biota yang dilindungi yaitu akar bahar/karang hitam (Antiphates spp.) dan karang merah (Tubipora musica).
Biota laut lainnya yang dilindungi seperti kepala kambing (Cassis cornuta), triton terompet (Charonia tritonis), nautilus berongga (Nautilus pompillius), batu laga (Turbo marmoratus), dan 6 jenis kima. Di sekitar Pulau Kemujan terdapat bangkai kapal Panama INDONO yang tenggelam pada tahun 1955, dimana pada saat ini menjadi habitat ikan karang dan cocok untuk lokasi penyelaman (wreck diving). Dari gugusan pulau-pulau yang berjumlah 27 buah, lima buah pulau diantaranya telah berpenghuni yaitu Pulau Karimunjawa, Pulau Kemujan, Pulau Parang, Pulau Nyamuk, dan Pulau Genting. Pulau Karimunjawa menjadi pusat kecamatan yang berjarak ± 83 km dari Kota Jepara (pusat pengrajin ukiran kayu yang terkenal di Indonesia).
Beberapa lokasi/obyek yang menarik untuk dikunjungi: Pulau Menjangan Kecil, Menjangan Besar, Tanjung Gelam, Legon Lele, Genting, Kembar, Parang, Cemara dan Krakal. Wisata bahari seperti berlayar, selancar air, ski air, berenang, berjemur di pantai pasir putih, berkemah, wisata budaya, pengamatan rusa dan burung serta menyelam/snorkeling. Paket wisata untuk mengunjungi pulau-pulau tersebut dapat menghubungi biro perjalanan di Semarang/Jepara (tour satu sampai dengan tujuh hari). Atraksi budaya di luar taman nasional yaitu Festival Durian dan Lomban pada bulan Januari/Maret di Jepara.
Musim kunjungan terbaik: bulan April s/d Oktober setiap tahunnya. Akses dari dan ke Karimunjawa bisa ditempuh baik lewat laut dengan Kapal Kartini dari Perlabuhan Tanjung Mas Semarang dan Dewondaru dari Pantai Jepara ataupun lewat udara dengan pesawat charter.