Minyak Mentah Naik Lagi

Cuplik.Com - LONDON: Harga minyak mentah bergerak naik, Rabu (29/4), ketika para pedagang menantikan laporan data cadangan energi AS dan untuk sementara mengesampingkan kekhawatiran terkait dengan wabah flu babi.

Minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan Juni naik 63 sen menjadi 50,62 dollar AS per barel di perdagangan London.

Kontrak berjangka utama New York, minyak mentah light sweet untuk penyerahan Juni naik 78 sen menjadi 50,70 dollar AS per barrel.

Pada Rabu sore (waktu AS), pemerintah Departemen Energi AS (DoE) akan mengumumkan laporan mingguan data cadangan minyak mentah AS pada pekan yang berakhir tanggal 24 April.

Ekspektasi pasar bahwa cadangan minyak AS akan naik 2,2 juta barrel. Hal itu menurut perkiraan beberapa analis yang dimintai pendapat oleh Dow Jones Newswires. "Harga bergerak naik hari ini," kata Brenda Sullivan dari perusahaan pialang Sucden Financial Research di London.

"Cadangan diperkirakan akan meningkat tinggi," tambahnya.

Pada pekan lalu, harga mengalami pukulan setelah DoE mengungkapkan bahwa cadangan minyak mentah meningkat 3,9 juta barrel pada pekan yang berakhir tanggal 17 April.

Hal itu merupakan kenaikan berturut-turut selama enam pekan yang menjadikan cadangan minyak mentah AS mencetak rekor level tertinggi sejak September 1990.

Menjelang pengumuman DoE, harga minyak meningkat Rabu karena pelemahan dollar AS, yang melemah terhadap euro karena para pedagang sedang menantikan keputusan dari pertemuan penetapan kebijakan moneter oleh Bank Sentral AS (Federal Reserve) dan data perkembangan ekonomi AS.

Mata uang tunggal Eropa naik menjadi 1,3221 dollar AS pada perdagangan pagi di London dari 1,3147 dollar AS pada Selasa sore di New York.

Pelemahan dollar AS mendorong peningkatan permintaan terhadap barang yang ditransaksikan dalam dollar AS karena hal itu menyebabkan harga lebih murah bagi pembeli dengan mata uang lebih kuat.

Harga minyak turun pada Selasa karena pedagang terpengaruh oleh meningkatnya isu wabah flu babi internasional yang bisa memperlambat pemulihan ekonomi dari krisis finansial. "Harga minyak terus turun kemarin (Selasa) ketika wabah flu babi dikhawatirkan bisa mengganggu proses pemulihan ekonomi yang baru mulai pulih," kata seorang analis pada ODL Securities, Marius Paun.

Ada kekhawatiran bahwa wabah flu babi yang pertama kali dideteksi di Meksiko dan telah menyebar ke beberapa negara akan memukul sektor penerbangan dan kemudian menurunkan permintaan energi.

Sejumlah negara telah membatasi perjalanan ke Meksiko, dan perusahaan penerbangan terpukul oleh membanjirnya pembatalan reservasi.

Harga minyak yang anjlok hingga di bawah 35 dollar AS per barel pada Desember tahun lalu bangkit ke level sekitar 50 dollar AS pada beberapa pekan terakhir.

Namun, wabah flu babi yang menyebar ke seluruh negara di dunia telah meruntuhkan keyakinan pasar.