Kaldu sering digunakan untuk masakan berkuah seperti sup, soto, pindang, dan lain-lain. Kaldu juga terbukti bisa menambah sedap saus dan aneka tumisan.
Praktisi kuliner Rudy Choirudin mengatakan, kaldu yang direbus secara tergesa-gesa bakal menghasilkan rasa yang tidak maksimal. Daging atau tulang yang direbus dengan api besar, air rebusannya akan cepat masak. Dengan begitu, sari daging dan tulangnya pun tertahan. Sebelum tuntas mengeluarkan sari, biasanya air mulai surut karena besarnya api. Kita sering kali menganggapnya sudah baik. Namun, sebenarnya aroma maupun rasa yang sedap belum sepenuhnya keluar.
"Jika kita ingin membuat kaldu, sebaiknya perlahan-lahan dengan menggunakan api kecil ke sedang dan tempo yang lebih lama sehingga daging dan tulang dapat mengeluarkan sarinya secara sempurna. Dengan begitu, kita akan mendapatkan kaldu yang aroma dan rasanya baik. Penggunaan energinya pun hampir sama, hanya saja tempo pembuatannya yang lebih lama," papar Rudy.
Kaldu pun sebaiknya dibuat dalam volume besar karena waktu dan energi yang digunakan sama dengan proses pembuatan kaldu yang hanya beberapa liter. Sisa kaldu yang tak terpakai bisa disimpan dan digunakan lain waktu.
Untuk menyimpan kaldu, Rudy menyebutkan, apabila kaldu yang kita buat sudah jadi dan selesai, dinginkan kaldu itu terlebih dahulu. Angkat bagian lemak atasnya bila Anda tidak menyukainya, atau dengan cara diresapkan dengan tisu dapur atau didinginkan di dalam lemari es.
Ambil lemak yang membeku dan saring dengan saringan yang dilapisi kain kasa sehingga hanya kaldunya yang tersisa. Lalu, masukkan ke dalam kantong plastik sesuai dengan takaran membuat masakan yang sudah diketahui kebutuhannya. Terakhir, masukkan ke dalam freezer dan kaldu akan tahan selama satu bulan.