Hasil Survei yang dilakukan LP3ES tersebut diungkapkan dalam diskusi bertema "Elektabilitas Calon Presiden/Wakil Presiden dan Persepsi Masyarakat terhadap Kriteria Calon Wakil Presiden menuju Pilpres 2009 di Auditorium Adhyana, Wisma Antara Jakarta, Kamis.
Ketika menyampaikan hasil survei, manajer telepolling yang juga peneliti senior LP3ES Fajar Nursahid mengatakan, Hidayat Nurwahid unggul dengan jumlah dukungan 37,9 persen responden, diikuti mantan Ketua DPR Akbar Tandjung dengan 13,2 persen, dan Menteri Keuangan Sri Mulyani dengan 12,5 persen.
Hasil lainnya adalah Mensesneg Hatta Radjasa sebesar 7,7 persen, Ketua Umum PAN Soetrisno Bachir 3,6 persen, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar 1,5 persen, Gubernur Gorontalo Fadel Muhammad 1,5 persen, Sekjen PKB Lukman Edy 0,5 persen.
Responden yang menjawab nama lainnya sebanyak 2,7 persen, tidak akan memilih SBY 2,5 persen, dan tidak tahu/tidak menjawab sebesar 16,3 persen.
Survei tersebut dilakukan dengan cara wawancara melalui telepon pada 28-29 April 2009, terhadap 1.118 responden yang dipilih secara acak sistematis berdasarkan buku telepon residensial terbitan PT Telkom, yang mewakili masyarakat pengguna telpon rumah tangga di lima kota besar yakni Jakarta, Bandung, Surabaya, Makassar, dan Medan.
Margin of error dalam survei tersebut sebesar plus minus 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan mencapai 95 persen.
"Sedangkan soal kriteria cawapres menurut masyarakat, mayoritas responden menginginkan cawapres yang bebas dari KKN, yakni sebanyak 39,8 persen, diikuti cawapres yang diterima oleh masyarakat luas sebanyak 25,2 persen, memiliki pengalaman dalam pemerintahan sebesar 14,3 persen," kata Fajar yang didampingi Direktur LP3ES Suhardi Suryadi.
Selanjutnya, sebanyak 9,1 persen responden menginginkan cawapres berasal dari kalangan profesional, sebanyak 7,9 persen menginginkan loyalitas kepada presiden, sebanyak 2,3 persen menginginkan cawapres yang tidak menimbulkan konflik internal partai dan sebanyak 1,4 persen responden menginginkan cawapres yang berasal dari partai politik.
Sedangkan menanggapi pertanyaan "Jika koalisi Partai Demokrat dengan partai pendukungnya membuka peluang pasangan SBY dengan cawapres-nya berasal dari ketua-ketua umum partai politik, siapa yang berpeluang?", sebanyak 39,3 persen menjawab Presiden PKS Tifatul Sembiring, disusul Soetrisno Bachir sebesar 19,6 persen, Muhaimin Iskandar 8,4 persen, Ketua Umum PPP Suryadharma Ali sebesar 3,2 persen.
Dari hasil survei itu, SBY berada di posisi teratas capres pilihan responden dengan dukungan sebanyak 71,6 persen, diikuti Megawati Soekarnoputri dengan 5,2 persen, Jusuf Kalla 3,5 persen, Hidayat Nurwahid 3,3 persen, Prabowo Subianto dengan 2,6 persen, Sri Sultan HB X 1,3 persen dan Wiranto dengan 0,4 persen.
Ketika ditanya soal figur non Jawa yang cocok mendapingi SBY, sebanyak 22,9 persen responden memilih Akbar Tandjung, diikuti Hatta Radjasa dengan 20,8 persen, Tifatul Sembiring 9,5 persen, Fadel Muhammad 7,6 persen, Ketua Majelis Pertimbangan Partai PPP Bachtiar Chamsyah 5,9 persen, dan Lukman Edy 1,5 persen.
Acara diskusi yang diselenggarakan atas kerjasama LP3ES dan LKBN ANTARA itu, juga menampilkan Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari dan Pemred www.kabarpemilu.com Rully Charis sebagai pembicara.
Tidak mewakili
Menanggapi hasil survei LP3ES tersebut, M Qodari mengatakan, survei yang dilakukan LP3ES itu tidak bisa dikatakan mewakili seluruh penduduk Indonesia karena hanya dilakukan di lima kota besar saja, yakni Jakarta, Bandung, Medan, Surabaya, dan Makassar.
Selain itu, katanya, survei yang dilakukan dengan cara menggunakan telepon akan berbeda hasilnya jika dilakukan dengan tatap muka. Dan hampir dipastikan, katanya, para responden itu juga berasal dari wilayah perkotaan yang tingkat ekonominya menengah ke atas. "Survei ini bukan salah, tetapi ini perlu dijelaskan untuk membaca konteks seberapa jauh hasil survei ini bisa digeneralisir," kata Qadari.
Namun terlepas dari itu, Qodari memperkirakan, SBY sudah memiliki nama yang akan dipercaya menjadi calon wakil presiden yang akan mendampinginya. "Jadi, sebenarnya para kandidat cawapres pendamping SBY itu tidak perlu sikut-sikutan, karena yang menentukan adalah SBY. Lebih baik 'duduk manis' menunggu nama itu diumumkan, kalau sudah nasibnya, pasti akan dipilih. Dugaan saya, SBY akan mengumumkan nama itu pada saat-saat terakhir menjelang pendaftaran capres/cawapres, sekitar tanggal 9 atau 10 Mei," katanya.