Pasalnya, kerja sama tersebut tidak mengharuskan kedua belah pihak menggunakan mata uang USD, melainkan menggunakan mata uang yang telah disepakati yaitu renminbi.
"Belum ada prosedur detailnya tapi kita sudah mulai berkomunikasi dengan mereka. Sebenarnya kita senang dan mereka (kontraktor) respons-nya juga senang. Mereka setuju dibayar dengan renminbi," ujar Wakil Direktur Utama PT PLN (persero), Rudiantara, di Kantor Kementerian BUMN, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Kamis (30/4/2009).
Diharapkannya dengan kerja sama swap ini dapat menghilangkan potensi ekposure dari fluktuasi valas terutama USD.
"Kalau misalnya itu bisa dihilangkan, mereka senang dan kita juga senang. Kita tidak beli valas USD untuk bayar mereka, mereka juga tidak menjual USD untuk memperoleh renminbi, itu manfaatnya sebenarnya banyak," ungkapnya.
Disinyalir dengan kerja sama ini bagi pihak PLN dapat menekan biaya produksi namun proses penghitungannya belum selesai. "Kita lihat yang bisa kita lakukan akan kita lakukan, semaksimal mungkin," tukasnya.