Konpers Cabup 03 Nina Agustina bersama tim (Cuplikcom/ist)
Cuplikcom - Indramayu - Calon Incumbent Bupati Indramayu, Nina Agustina, membenarkan adanya insiden penghadangan saat kampanye di Desa Tegal Taman Kecamatan Sukra Kabupaten Indramayu, Jawa Barat kemarin. Nina menyebut penghadangan tersebut sempat diwarnai ancaman, termasuk aksi menggebrak kendaraan yang digunakannya.
“Kalau menggebrak mobil saya tidak tahu, tapi kalau menggebrak motor itu ada, makanya saya kejar. Di video itu kan ada yang bilang gebrak mobil Ibu,” ujar Nina Agustina dalam konferensi pers yang digelar di Indramayu, Sabtu (2/11/2024).
Menurut Nina, insiden tersebut bukan kali pertama terjadi. Ia mengaku telah mengalami tiga kali perlakuan serupa dari simpatisan paslon lain. Ia mengisahkan beberapa insiden sebelumnya, termasuk teriakan provokatif dari pendukung di Terisi, Gabus, dan Sukra.
“Sebenarnya ini bukan kejadian pertama. Saat saya ke Terisi, ada yang teriak dua dua dua. Di Gabus, patwal sudah lewat tapi ada yang menyebrang dan mengambil gambar. Kemarin di Sukra, saya lihat motor berjejer dengan kaus warna putih, bukan kaus saya, tapi nomor 2,” ungkap Nina.
Nina juga menuturkan bahwa ia sempat turun dari mobil di Sukra untuk melerai pendukungnya yang terlibat ketegangan dengan simpatisan paslon lain.
“Saya turun untuk kasih pelajaran. Saya tanya maksudnya apa. Saya juga bilang, saya anaknya Da’i Bachtiar, mantan Kapolri, dan masih Bupati Indramayu. Saya tidak ingin warga terprovokasi. Kalau mereka tiba-tiba menabrak mobil saya, bisa saja saya didiskualifikasi,” jelasnya.
Lebih lanjut, Nina meminta paslon nomor 2, Lucky Hakim, untuk berdialog demi menyelesaikan masalah ini. Ia mengingatkan mantan Wakil Bupati itu untuk tidak memprovokasi warga dan merusak suasana damai di Indramayu.
“Untuk paslon nomor 2, Lucky Hakim, mantan Wakil Bupati saya, mari selesaikan dengan dialog. Kalau Anda punya masalah pribadi, jangan sampai merusak Indramayu yang sedang membangun. Saya minta jangan provokasi warga,” tegas Nina.
Atas insiden ini, Nina berencana melaporkan kejadian tersebut kepada pihak berwajib untuk mencegah potensi kekerasan.
“Saya sudah telepon Pak Dandim, Pak Kapolres. Ini bisa jadi anarkis, saya khawatir akan keselamatan diri saya dan relawan. Saya takut terjadi serangan, seperti air keras atau penusukan,” imbuhnya.
Terkait adanya rencana paslon Lucky-Syaefudin melaporkan balik insiden tersebut, Nina menyatakan siap menghadapi laporan tersebut.
“Tidak masalah jika dilaporkan balik, itu malah membuka fakta. Semuanya sudah jelas di video,” tutupnya.