Jakarta-Cuplikcom- Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) merupakan salah satu ajang kontestasi pesta demokrasi yang bertujuan untuk menentukan siapa yang akan menjadi pemimpin baik ditingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kota.
Kegiatan tersebut menjadi partisipasi pemilih salah satunya di Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Oleh sebab itu, Pilkada DKI Jakarta 2024 mencerminkan dinamika peta politik elektoral yang menarik dan menjadi perhatian di publik serta media nasional.
Adapun terdapat tiga pasangan calon tersebut antara lain:
Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur di DKI Jakarta, pertama dari nomor 1 Ridwan Kamil-Suswono, nomor 2 Dharma Pongrekun-Kun Wardana, dan nomor 3 Pramono Anung-Rano Karno (Si Doel).
Oleh karena itu, KPU DKI Jakarta sudah menyelesaian rekapitulasi suara Pilkada DKI Jakarta, serta resmi memberikan pengumuman pada penetapan hasil Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) pada tanggal 8 Desember 2024 bahwa pasangan calon nomor 3 Pramono Anung-Rano Karno (Si Doel) meraih suara terbanyak yang berdasarkan rekapitulasi dengan 2.183.239 suara dari total 4.714.393 suara pemilih sah setara 50,07%. Ridwan Kamil-Suswono meraih 1.718.160 suara atau setara 39,4% serta Dharma Pongrekun-Kun Wardana memperoleh 459.230 suara atau setara 10,53%.
Melalui pemilih di Jakarta bahwa, bukan hanya mempertimbangkan popularitas, tetapi juga kapasitas dan pengalaman kandidat dalam memahami permasalahan Jakarta, seperti sektor pendidikan, kesehatan, lingkungan, ekonomi, dan sebagainya.
Selain itu, melalui Pilkada Jakarta 2024 tidak adanya hegemoni politik identitas. Akan tetapi, asih terdapat pada rendahnya tingkat partisipasi pemilih mencerminkan tantangan besar dalam meningkatkan kepercayaan masyarakat di Jakarta, menjadi tantangan dan evaluasi dari penyelenggaraan Pemilu.
Perspektif penulis dengan pemenang dari pasangan calon nomor 3 Pramono Anung-Rano Karno (Si Doel), oleh karena pasangan calon tersebut memiliki pengaruh dukungan yang kuat yang meliputi dukungan terhadap beberapa mantan Gubernur DKI Jakarta yaitu Sutiyoso, Fauzi Bowo, Basuki Tjahaja Purnama, serta Anies Rasyid Baswedan. Dukungan Masyarakat Suku Betawi, kemudian, dukungan dari anak abah, ahokers, komunitas yang isinya beberapa anak muda atau generasi Z, serta beberapa suporter the jakmania dari Klub Sepak Bola dengan nama Persija Jakarta yang menjadi basis pendukung massa besar di Jakarta.
Kemudian juga, pemilih di Jakarta tersebut dapat dikatakan bahwa tidak adanya keinginan terhadap penunggangan elit politik serta para penguasa yang turut ikut campur dalam lima tahun untuk pemerintahan di Jakarta.
Hal tersebut dapat menciptakan kesan bahwa pasangan nomor 3 Pramono Anung-Rano Karno (Si Doel) menjadi hal yang menawarkan alternatif rasional dengan visi, misi, dan program kerja yang relevan untuk Jakarta.
Seperti diketahui pasangan Pramono Anung-Rano Karno (Si Doel) hanya diusung Oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dan didukung oleh Partai Hanura dan Ummat.
Penulis: Ravyansah – Mahasiswa Magister Politik dan Pemerintahan FISIPOL UGM, Pegiat Politik dan Kebijakan Pendidikan