Kadinkes Indramayu, dr. Wawan Ridwan. (Foto: winan/cuplikcom)
Cuplikcom - Indramayu - Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat melonjak drastis pada tahun 2024, mengalami peningkatan lebih dari dua kali lipat dibandingkan tahun 2023.
Data Dinas Kesehatan (Dinkes) Indramayu menunjukkan, jumlah kasus tahun 2024 mencapai 527 kasus, sedangkan pada 2023 hanya sebanyak 218 kasus.
Artinya, terjadi peningkatan kasus DBD di Indramayu sebesar lebih dari 140 persen.
Meskipun kasus DBD meningkat drastis pada tahun 2024, jumlah kematian akibat penyakit ini justru menurun menjadi hanya 2 kasus, dibandingkan pada tahun 2023 sebanyak 4 kasus.
Peningkatan kasus DBD di Indramayu pun berlanjut hingga awal tahun 2025.
Hingga 20 Januari, Dinkes setempat mencatat ada sebanyak 50 kasus.
“Dibanding Januari 2024 itu hanya 33 kasus. Jadi baru setengah bulan kita sudah melebihi jumlah satu bulan Januari tahun kemarin,” ujar Kepala Dinkes Indramayu, Wawan Ridwan, Rabu (22/1/2025).
Dalam hal ini, Wawan mengingatkan masyarakat akan pentingnya kewaspadaan terhadap DBD.
Ia menyarankan agar masyarakat segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan jika mengalami gejala seperti demam, mual, dan muntah.
"Kami akan terus berupaya maksimal untuk menanggulangi kasus DBD di Indramayu, termasuk dalam upaya pencegahan," kata Wawan.
Menurut Wawan, salah satu penyebab utama peningkatan kasus DBD adalah fenomena El Nino yang menyebabkan kemarau panjang.
Kondisi ini membuat nyamuk Aedes Aegypti lebih aktif mencari sumber air, termasuk menggigit manusia.
"Salah satunya karena dampak El Nino atau kemarau panjang, sehingga berpengaruh terhadap kehidupan nyamuk. Karena kekurangan cairan, nyamuk tersebut banyak menggigit manusia dan membuat penyakit DBD meningkat," jelas Wawan.
Wawan mengungkapkan, nyamuk Aedes Aegypti biasanya menggigit di pagi dan sore hari.
Namun karena gejala El Nino, mereka bisa menggigit hingga sepanjang hari.
Di sisi lain, Dinkes Indramayu khawatir akan terjadi peningkatan kasus DBD lagi pada tahun 2025.
Oleh karena itu, masyarakat diminta untuk aktif melakukan pencegahan dengan memberantas sarang nyamuk.
“Kami mengimbau masyarakat untuk kemudian bersama-sama melakukan pencegahan penyakit DBD dengan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan 3M plus (menguras, mengubur, menutup, plus menghindari gigitan nyamuk),” ujar dia.