Saeti istri buruh yang diskorsing (Cuplikcom/Ist)
Cuplikcom- Indramayu Saeiti, seorang ibu rumah tangga asal Kecamatan Losarang, Kabupaten Indramayu, tak kuasa menahan tangis saat mendengar kabar pahit menjelang Hari Raya Idul Fitri. Suaminya, Tomo, yang bekerja sebagai buruh di sebuah pabrik wilayah Kecamatan Losarang, harus menerima kenyataan pahit diskors tanpa surat resmi dari perusahaan dia bekerja PT CJFI.
Air mata Saeiti tumpah ketika menceritakan kejadian tersebut. Kabar itu pertama kali ia ketahui dari kakak iparnya yang juga bekerja di pabrik yang sama.
"Kalau memang ada skorsing, seharusnya ada surat resmi dari perusahaan. Tapi ini tidak ada, hanya berdasarkan pengakuan suami saya bahwa dia dipanggil dan baru bisa masuk lagi kalau kasusnya selesai," ungkap Saeiti dengan suara bergetar saat bercerita dihadapan awak media, Kamis (6/3/2025).
Kondisi ini membuat Saeiti bingung dan sedih. Sebagai ibu rumah tangga tanpa penghasilan, ia sangat mengandalkan suaminya sebagai tulang punggung keluarga. Terlebih lagi, kebutuhan menjelang Lebaran semakin mendesak. "Saya benar-benar sedih. Siapa yang akan memberi nafkah untuk anak-anak kami? Tomo satu-satunya tulang punggung keluarga," katanya sambil menyeka air mata.
Saeiti juga mempertanyakan kebijakan perusahaan yang dianggap tidak transparan. Menurutnya, jika memang ada masalah yang membuat suaminya diskors, pihak perusahaan seharusnya memberikan kejelasan secara tertulis. "Kami hanya ingin kejelasan, kalau memang ada masalah tolong diselesaikan dengan baik. Jangan seperti ini, kami benar-benar terpuruk," tambahnya.
Sementara itu, Tomo yang menjadi harapan keluarga kini hanya bisa pasrah menunggu kepastian dari perusahaan. Keluarga kecil ini berharap ada jalan keluar agar Tomo bisa kembali bekerja dan membawa nafkah untuk keluarga.
Kejadian ini turut menarik perhatian warga sekitar yang merasa prihatin dengan kondisi Saeiti dan keluarganya. Beberapa tetangga bahkan berinisiatif memberikan bantuan seadanya untuk meringankan beban mereka.
Hingga berita ini diturunkan, pihak perusahaan belum memberikan pernyataan resmi terkait alasan skorsing terhadap Tomo dan beberapa karyawan lainnya. Keluarga berharap ada titik terang agar masalah ini segera selesai dan mereka bisa merayakan Lebaran dengan lebih tenang.