Kemarin, Biden bertemu Ivanov setelah sebelumnya menjanjikan nada baru dalam kebijakan luar negeri AS. Berbicara dalam konferensi keamanan di Munich, Jerman, Sabtu, Biden mengatakan bahwa Washington ingin membuka lembaran baru dengan Moskwa.
Moskwa berang terhadap rencana AS menempatkan sistem pertahanan rudal di Ceko dan Polandia. Biden menekankan, rencana AS untuk menempatkan sistem pertahanan rudal akan tetap berjalan hanya jika teknologi itu berhasil dan efektif.
”Kami akan melakukannya dengan konsultasi kepada sekutu NATO dan Rusia. Ini waktunya untuk menekan tombol reset dan meninjau ulang berbagai bidang di mana kita bisa dan harus bekerja bersama,” tutur Biden.
Joe Biden juga mengindikasikan bahwa pemerintahan Obama siap mempertimbangkan permintaan Rusia untuk berunding mengenai pembaruan START, traktat perlucutan senjata nuklir era Perang Dingin yang habis masa berlakunya pada Desember 2008.
Utusan Rusia untuk NATO, Dmitry Rogozin, mengatakan, pidato Biden berisi banyak isyarat yang dapat disimpulkan sebagai adanya kemungkinan aksen baru dalam politik luar negeri AS tentang hubungan AS-Rusia yang semula buruk.
Konferensi keamanan di Munich dihadiri pemegang kekuasaan dari berbagai negara. Fokus pembicaraan adalah masalah keamanan pada abad ke-21.
Rekonsiliasi
Dalam forum itu, Presiden Afganistan Hamid Karzai, Minggu, menyerukan proses rekonsiliasi dengan kelompok Taliban. Dia juga mendesak pasukan asing di negaranya berbuat lebih banyak guna menghentikan korban sipil.
”Inilah saat yang tepat bagi saya untuk menyerukan proses rekonsiliasi. Kami akan mengundang semua anggota Taliban yang bukan bagian dari Al Qaeda, yang bukan bagian dari jaringan teroris, dan yang menghendaki perdamaian di negaranya untuk ikut serta dan kembali ke negaranya,” papar Karzai.
”Rakyat Afganistan menganggap pasukan internasional sebagai mitra dan mitra tidak seharusnya mendapati diri mereka diserang,” katanya.
Negara-negara NATO dan sekutu mereka yang memerangi Taliban di Afganistan memberikan tanggapan beragam terhadap usulan Karzai. Banyak di antaranya yang menolak untuk berunding dengan Taliban.
Komandan operasi AS di Afganistan, Jenderal John Craddock, mengatakan, pemerintahan Obama harus meneruskan rencana untuk menambah jumlah pasukan di Afganistan. Pemerintahan baru di AS masih berdebat soal rencana penambahan pasukan menjadi 60.000 personel dalam 12-18 bulan mendatang.
Craddock mengungkapkan, strategi pasukan NATO adalah membersihkan wilayah di perbatasan Afganistan-Pakistan dari kelompok bersenjata dan mempertahankannya agar pembangunan dan rekonstruksi bisa berjalan. Saat ini, komandan pasukan NATO tidak memiliki cukup tentara untuk melakukan semua strategi itu.
Berbicara dalam konferensi itu, Utusan AS untuk Afganistan dan Pakistan Richard Holbrooke mengatakan, kemenangan di Afganistan akan lebih sulit dibandingkan dengan di Irak. ”Saya belum pernah melihat kekacauan seperti yang kami warisi ini,” katanya.