Prabowo Tetap Jadi Capres Pilihan Gerinda

Cuplik.Com - JAKARTA: Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) menegaskan tetap mengusung Prabowo Subianto menjadi calon presiden (Capres) dalam pemilihan presiden (Pilpres) mendatang. Sikap ini final didasarkan atas keputusan partai pada Rapimnas Gerindra Oktober tahun lalu.

"Kami tetap berpegang sesuai amanat teman-teman dalam rapimnas Oktober lalu. Yaitu, mengusung Prabowo Subianto menjadi presiden," kata Ketua Umum Partai Gerindra Suhardi kepada Pers di Jakarta, Selasa (5/5).

Dijelaskannya, sosok prabowo merupakan tokoh pilihan yang paling tepat dalam memimpin bangsa saat ini. Prabowo yang dikenal dekat dengan kaum kecil baik buruh dan petani itu menjanjikan perbaikan menyeluruh terhadap ekonomi Indonesia.

"Pak Prabowo ingin adil terhadap kepentingan asing. Investasi tetap diperbolehkan sepanjang tidak merugikan bangsa," ujarnya.

Lebih lanjut Suhardi mengatakan, sampai saat ini pihaknya masih berpegang pada hasil keputusan rapimnas tersebut. Namun untuk deklarasi pencalonan Prabowo, Suhardi mengakui masih dalam proses negoisasi.

"Kami terus membangun komunikasi bersama partai-partai koalisi seperti PDIP, dan partai kecil lainnya. Hasil keputusannya kemungkinan akan keluar sebelum tanggal 9 nanti," ungkapnya.

Menanggapi hasil survei terbaru yang dilakukan Pusat Kajian Strategi Pembangunan Sosial Politik (Pukaspol) Fisip Universitas Indonesia (UI) yang menyatakan Prabowo menjadi pesaing terberat SBY, menurut Suhardi hal tersebut sangat wajar.

"Memang benar keinginan masyarakat sangat besar untuk mendukung Prabowo menjadi Presiden. Bukan hanya dari survey itu saja, di DPP sendiri kami kerap menerima aspirasi tersebut," kata Suhardi.

Berdasarkan hasil survei puskaspol FISIP UI Capres dari Partai Gerindra Prabowo Subianto menjadi pesaing terberat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam pemilihan presiden (Pilpres) Juni mendatang. Bahkan, popularitas Prabowo mampu menjadikannya sebagai figur capres pilihan pada urutan pertama mengalahkan calon lainnya seperti SBY, Megawati, dan Jusuf Kalla.