Pelatihan sebulan itu melibatkan paling tidak 1.100 tentara dari lebih 12 negara NATO dan non-NATO dalam pelatihan-pelatihan komando dan lapangan.
Georgia memuji pelatihan itu sebagai satu tanda solidaritas sembilan bulan setelah perang singkatnya dengan Rusia musim panas lalu. Tetapi, Moskwa mengecam pelatihan itu, dengan Presiden Dmitry Medvedev ,Rabu, menyebutnya "itu jelas satu provokasi."
Dalam satu tanda meningkatnya ketegangan NATO-Rusia, Rusia, Rabu, mengusir dua diplomat Kanada yang bekerja di kantor perwakilan NATO di Moskwa setelah aliansi itu mengusir dua utusan Rusia dalam satu pertikaian mata-mata, kata pihak berwenang Rusia dan Kedubes Kanada.
Seorang juru bicara kementerian pertahanan Georgia yang bertanggung jawab atas pelatihan NATO itu, Kolonel Giorgi Kakiashvili, mengatakan mereka akan tetap melakukan pelatihan itu sesuai dengan rencana. "Segalanya telah berjalan lancar sesuai rencana. Sebagian besar peserta telah tiba," katanya.
Ia mengatakan para peserta akan berkumpul hari ini untuk merencanakan pertemuan-pertemuan dan pelatihan komando berskala penuh akan dimulai Senin.
Pelatihan, yang melibatkan negara-negara NATO dan anggota Kemitraan bagi Program Perdamaian aliansi itu untuk bekas negara-negara blok Timur, memiliki dua komponen.
"Cooperative Longbow", berlangsung mulai Rabu sampai 19 Mei , adalah satu pelatihan "pos komando" yang dipusatkan pada pelatihan dan penyesuaian dengan prosedur NATO dalam satu operasi penanganan krisis.
"Cooperative Lancer," dari 21 Mei sampai 3 Juni , adalah pelatihan lapangan yang memberikan pelatihan bagi operasi-operasi pemeliharaan perdamaian.
Pada Selasa lalu, Georgia mengatakan pihaknya telah menumpas secara damai satu pemberontakan di sebuah pangkalan militer dekat Tbilisi yang bertujuan untuk menganggu pelatihan itu.
Georgia sebelumnya menuduh Rusia mendukung satu kelompok bersenjata -- satu klaim yang disebut Moskwa sebagai "sakit pikiran"-- tetapi kemudian membantah keterlibatan Rusia dalam kelompok itu.
Pemberontakan singkat di batalyon tank pangkalan Muhrovani berakhir tanpa kekerasan setelah Presiden Mikheil Saakashvili turun tangan.
Paling tidak 20 orang ditahan termasuk komandan batalyon dan polisi sedang mengejar dua mantan perwira militer dan seorang perwira lainnya yang terlibat dalam aksi itu. "Penyelidikan masih berlanjut. Mereka yang ditahan termasuk tentara-tentara di batalyon Mukhrvani sedang diperiksa ," kata juru bicara kementerian dalam negeri Shota Utiashvili , Rabu.
Oposisi Georgia menuduh Saakasvili menggunakan pemberontakan itu untuk mengalihkan perhatiaan dari hampir sebulan protes yang menyerukan pengunduran dirinya.
Pemberontakan itu yang menyebabkan Armenia tetangganya menarik diri dari pelatihan NATO itu, tetapi Washington meremehkannya dengan menyebut pemberontakan itu satu "insiden terpisah."
Georgia dan Rusia terlibat perang lima hari tahun lalu di Ossetia Selatan, satu wilayah Georgia yang memberontak dengan didukung Rusia. Setelah perang itu, Rusia mengakui Ossetia Selatan dan satu wilayah Georgia lainnya yang juga membangkang Abkhazia, sebagai sebuah negara merdeka.
Kedua wilayah yang memberontak itu, Rabu mengatakan mereka meningkatkan keamanan untuk menghadapi pelatihan-pelatihan NATO, dengan Abkhazia mengatakan pihaknya menempatkan pasukannya dalam "siaga tempur permanen."
"Kami tidak tahu tujuan akhir dari pelatihan ini," kata Jendral Anatoly Zaitsev , kepala staf umum Abkhazaia. yang dikutip kantor berita Rusia Interfax.
"Situasi itu mendorong kami meningkatkan keamanan.... dan akan siaga tempur permanen," katanya.
Pemimpin Ossetia Selatan Eduard Kokoity juga mengemukakan kepada Interfax bahwa pasukan pemberontak "meningkatkan keamanan untuk mencegah provokasi-provokasi Georgia."