"Kebutuhan obligasi tetap dibutuhkan, begitu juga soft loan," ujar Dirut PLN Fahmi Muchtar, usai RDP dengan Komisi VII DPR, di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (10/2/2009).
Meski demikian, dia mengungkapkan tidak bisa menyebutkan berapa besar obligasi yang akan dilempar ke pasar. "Tapi seberapa besar itu tidak bisa saya sebut, karena pasar akan bergejolak. Obligasi itu belum tahu kapan, tapi yang pasti akan kita lakukan tahun ini," katanya.
Hal inipun, menurut Fahmi harus dilakukan karena sudah tercatat dalam RKAP. Sudah terungkap berapa dana yang harus dipenuhi oleh pihaknya agar proyeknya tetap berlangsung. "Untuk porsi proyek 10.000 MW tahap II yang dilakukan oleh PLN, diperlukan dana Rp90 triliun," imbuhnya.
Sekadar informasi, proyek percepatan listrik 10.000 MW tahap II dilakukan porsi pengerjaannya, yakni ada yang dilakukan PLN dan ada yang dikerjakan IPP.
Meski demikian, penitikberatan proyek ini adalah pada penggunaan energi terbarukan sebagai sumber energi untuk pembangkitnya.