Cuplik.Com - Satu di antara kepala kepolisian Bagdad paling senior dibunuh oleh penembakan berkendaraan di Baghdad pada Senin (11/5), kata pejabat polisi.
Kelompok bersenjata menembak mati kepala operasi polisi, Abdul Hussein Mohsen Kadhemi, saat ia berkendaraan di daerah Bagdad tengah, kata pejabat itu.
Pada Sabtu, seorang jenderal polisi Irak dibunuh di jalan dekat pusat minyak Basra, Irak selatan, di kekerasan langka di kota ketiga terbesar negara terkoyak perang tersebut.
Seorang pria bersenjata menembak mati Hakeem Jassim ketika ia berdiri di depan toko puteranya di daerah Zubair, di selatan pusat kota itu, kata pejabat polisi.
Sebagai pusat ekonomi dan minyak penting, Basra diliputi kekerasan hingga Perdana Menteri Nuri Maliki melancarkan tindakan keras terhadap pejuang Syiah, yang setia kepada ulama penentang Amerika Serikat Moqtada Sadr, pada Maret 2008.
Pada April, pasukan Inggris di Basra mengakhiri gerakan tempur di Irak, merampungkan pendudukan enam tahun, yang dimulai dengan serangan pimpinan Amerika Serikat pada Maret 2003.
Pemerintah dan pasukan keamanan Irak tetap menjadi sasaran pejuang, yang bergerak di negara itu, meskipun ada perbaikan terus-menerus dalam keamanan pada dua tahun terahir.
Serangan bom jibaku seseorang memakai seragam polisi pada ahir April menewaskan empat polisi di dekat kantor pusat pemerintah daerah di Irak utara, kata polisi.
Letnan Kolonel Hameed Shimari, yang memimpin satuan polisi darurat di Baquba, 65 kilometer timurlaut Bagdad, menyatakan tujuh warga cedera dalam serangan di kota bergolak Baquba itu.
Tentara Amerika Serikat menyatakan, delapan prajuritnya luka akibat pengeboman di dekat kantor wali kota Baquba itu, namun tidak ada yang tewas seperti dilaporkan polisi Irak.
Tentara menyatakan tiga warga tewas akibat serangan itu dan 19 orang, termasuk prajurit Amerika Serikat, pejabat pembangunan kembali dan polisi Irak, luka.
Ledakan itu disusul tembakan ke arah pasukan Amerika Serikat, yang juga melepaskan tembakan, kata pernyataan tentara negara adidaya tersebut itu.
Meski kekerasan menurun tajam di sebagian besar Irak, Provinsi Diyala, dengan penduduk berbagai suku tetap menjadi salah satu daerah paling bergolak di negara itu.
Serangan bom jibaku sering terjadi di Baquba, yang dianggap salah satu dari sejumlah pangkalan tersisa di Irak bagi gerilyawan Sunni Al Qaeda.
Seorang pengebom jibaku pada tengah April meledakkan truk berisi bom di luar pangkalan Irak di kota Mosul, Irak selatan, menewaskan lima prajurit Amerika Serikat dan dua polisi Irak, kata tentara Amerika Serikat. Serangan itu merupakan pengeboman paling mematikan bagi pasukan Amerika Serikat di Irak dalam beberapa bulan terkini.
Perlawanan pimpinan Al Qaeda dan pejuang lain terbukti sulit dipadamkan di Mosul, 390 kilometer utara Baghdad, meski kekerasan sebagai buntut serbuan Amerika Serikat pada 2003 mereda di penjuru lain Irak. Dua prajurit Amerika Serikat dan 20 anggota pasukan keamanan Irak cedera akibat pengeboman tersebut, kata tentara Amerika Serikat.
Polisi Irak menyatakan ledakan itu mencederai 70 orang dan menghancurkan dua kendaraan lapis baja Amerika Serikat serta lima kendaraan Irak.
