Hiasan dan ornament oriental yang kental di setiap sudutnya, semuanya hanya bisa dilihat dan dirasakan di sebuah kedai makan bernama Kedai Tiga Nyonya. Sebuah kedai makan yang menyuguhkan masakan peranakan: paduan masakan dari China, Melayu, Indo-Belanda.
Kedai Tiga Nyonya memang sengaja menyuguhkan suasana masa lalu yang merupakan sejarah kehidupan masa lalu yang tidak lekang dimakan waktu. Selain membangkitkan suasana tempo doloe, kedai ini juga menyuguhkan cita rasa makanan peranakan (Melayu, Cina, Jawa) dengan resep turun temurun.
Menu special di kedai ini adalah Ikan Bakar Pecah Kulit (ikan ini khusus didapatkan dari perairan Papua). Keistimewaan Ikan Bakar Pecah kulit adalah daging ikan yang tebal namun empuk, segar, dibakar semakin nikmat karena ditambah sambal dabu-dabu (khas Manado) yang menggiurkan lidah. Hmmm, sedap pastinya, namun bukan hanya Ikan Bakar yang memanjakan lidah Anda, melainkan beberapa menu lainnya, seperti Nasi Merah Megono ala Nyonya, Lontong Cap Gomeh, Asam-Asam Iga Sapi, Cah Kangkung Belacan, dan Tumis Sawi Ikan tenggiri yang menjadi alternative untuk dinikmati. Dan semua makanan di kedai ini tidak menggunakan MSG.
Bukan hanya menu makanan saja yang harus dicoba, melainkan minuman juga. Anda bisa memilih minuman yang jarang Anda temukan di rumah makan maupun restoran lainnya, seperti Es Tiga Nyonya (es campur ; cincau, mangga, lontar, kolang-kaling, selasih) yang segar sebab ditambahkan dengan perasan jeruk nipis dan sirup gula. Kemudian tersedia Es Kelapa Muda Sirsak, dan es Lobi-Lobi yang sama segar dan merupakan es home made yang jarang ditemukan.
Kedai ini kali pertama dibuka di Jakarta tahun 2003, dan kini Kedai Tiga Nyonya sudah ada di Yogyakarta dan Bali. Khusus Kedai Tiga Nyonya di Yogyakarta yang beralamat di Jl. Jend. Sudirman 16 ini, tersedia menu makanan bagi vegetarian. Jadi, semua kalangan dapat menikmati kenangan tak terlupakan di sebuah kedai yang begitu mempesona dengan sajian makanan berikut suasananya yang tak ternilai. Rasanya, seakan kembali ke masa lampau meski hanya sejenak