Hal itu menambah kesulitan pada negara bergunnung-gunung dari tujuh juta warganya yang telah dihantam keras oleh kecenderungan menurunnya ekonomi global. Kementerian darurat Tajikistan mengatakan 18 orang, termasuk tujuh anak, telah tewas akibat tanah longsor terpisah dan salju longsor dalam dua pekan terakhir di bekas republik Soviet yang sebagian besar penduduknya Muslim itu.
Hujan lebat dan salju meleleh sering menyebabkan aliran deras air, lempung dan batu ke air terjun kecil ke sejumlah permukiman musim semi di negara pegunungan yang berbatasan dengan Afghanistan itu. Pekan lalu, tanah longsor yang sangat kuat telah menyapu jalanan pusat ibukota Tajikistan Dushanbe, yang menimbulkan kepanikan di antara sejumlah warganya kendati tidak sampai satu orang pun yang tewas.