"Sudah sangat mendesak bagi kita semua untuk memastikan adanya kerja sama antara pihak otoritas yang berwenang dengan para pemilik hak cipta guna mendorong perlindungan yang lebih kuat atas hak cipta software," kata Perwakilan dan Juru Bicara BSA (Business Software Alliance) di Indonesia, Donny A Sheyoputra, dalam temu wartawan IDC 6th Global Software Piracy Study 2008, di Jakarta, Selasa (12/5).
Ia mengatakan berdasarkan temuan dari Studi Tahunan ke-6 tentang Pembajakan Piranti Lunak Dunia BSA-IDC yang dirilis BSA menunjukan setelah dua tahun berturut-turut mengalami penurunan, tingkat pembajakan piranti lunak pada komputer personal (PC) di Indonesia naik 1 poin menjadi 85% pada 2008.
Studi tersebut dilaksanakan oleh IDC (International Data Corporation) sebuah lembaga yang bergerak di bidang riset dan analis di pasar industri teknologi informasi.
Menurut studi itu, kerugian yang diderita akibat pembajakan software PC mencapai US$ 544 juta yang merepresentasikan kenaikan sebesar 32% dari kerugian yang diderita pada 2007.
Pada 2008, persentase pembajakan software PC menurun di 57 negara dari 110 negara yang diteliti, atau bertahan sekitar sepertiga (mencapai 36 negara) dan meningkat hanya di 16 negara.
Namun demikian untuk kedua kalinya secara berturut-turut total tingkat pembajakan software di seluruh dunia naik dari 38% menjadi 41%.
"Ini lebih disebabkan oleh semakin pesatnya pertumbuhan pengiriman PC di negara-negara dengan tingkat pembajakan tinggi seperti China dan India sehingga menutupi kemajuan yang terjadi di negara-negara itu dan yang lainnya. Hal yang sama terjadi di Indonesia," katanya.
Menurut dia, pertumbuhan pengiriman PC kepada para konsumen bertambah dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya.
"Ini berarti, walaupun di satu sisi usaha yang telah dilakukan oleh gugus tugas HAKI telah berhasil menurunkan tingkat pembajakan di level pengguna korporat tetapi di sisi lain pertumbuhan pasar konsumen telah membalikkan efek positif yang dicapai di sektor korporasi," katanya.
Lebih lanjut Donny mengatakan, hal itu belum ditunjang dengan pertumbuhan pengiriman PC secara keseluruhan serta efek perubahan nilai tukar mata uang yang terjadi yang akan turut mempengaruhi naiknya kerugian finansial pada industri software.