Netbook sangat popular saat diperkenalkan Asus pada akhir 2007. Kesuksesan sub notebook ini karena harganya jauh lebih murah, dibandingkan laptop saat itu. Netbook bisa murah selain hardwarenya dikurangi, juga karena menggunakan sistem operasi Linux. Konsumen menjadi tidak terbebani harga lisensi software, serta tidak dikenakan pajak.
Netbook juga semakin popular saat Intel merilis prosesor Atom pada Juni 2008. Sistem CPU yang diproduksi dengan teknologi mutakhir itu, didesain secara khusus agar baterai menjadi tahan lama sehingga cocok untuk netbook.
Netbook dengan sistem operasi Windows XP menjadi popular karena Microsoft mendiskon harganya. Berbagai firma riset menyebut Microsoft memotong lisensi Windows XP secara besar-besaran untuk masuk ke pasar itu. Di lain pihak konsumen yang dikorbankan.
Saat netbook hanya menggunakan Linux, konsumen untung karena harganya relatif lebih murah. Namun karena serbuan netbook dengan Windows, maka konsumen menjadi tergoda dan rela membayar lebih mahal dibandingkan membiasakan diri dengan sistem baru yang menggunakan Linux.
Konsumen juga tidak mempermasalahkan Windows XP, meskipun Microsoft telah memiliki sistem operasi yang lebih baru, yaitu Windows Vista.
Akibat serbuan netbook Windows pada Oktober 2008 pasar mulai berganti. Vendor komputer MSI mengklaim netbook Linux yang dipasarkannya banyak dikembalikan oleh konsumen. Angkanya empat kali lipat dibandingkan dengan netbook yang menggunakan Windows.
Berdasarkan penelitian internal perusahaan itu, konsumen menjadi tidak suka dengan sistem operasi Linux karena alasan tidak biasa mengoperasikannya. Vendor komputer sendiri cenderung lebih mengikuti selera pasar dengan memasarkan netbook Windows. Asus menyebutkan penjualan netbooknya 95% adalah berbasiskan Windows, sementara Linux hanya 5%.
Namun Microsoft akhir tahun ini disebut-sebut akan merilis sistem operasi terbarunya Windows 7. Microsoft dengan tegas menyatakan Windows 7 akan bisa berjalan di hardware yang rendah, termasuk pada netbook.
Kehadiran Windows 7 dikhawatirkan akan menjadikan harga netbook menjadi mahal seperti laptop kebanyakan. Microsoft sendiri belum memberikan sinyal sistem operasinya yang baru Windows 7 untuk netbook apakah akan semurah Windows XP hanya US$ 15.
Direktur OEM Microsoft Indonesia Ari Kunwidodo mengatakan untuk PC value atau dengan hardware lebih murah Microsoft menyediakan Windows Vista Starter Edition. Tak hanya menyediakan sistem operasi, tapi Microsoft juga memberikan Microsoft Work. Software produktifitas ini mirip dengan Microsoft Office, namun fiturnya sudah dikurangi.
“Dengan langkah seperti ini konsumen akan mendapat nilai lebih,” katanya. Lalu bagaimana dengan harganya? Windows Vista Starter Editon di pasaran dibanderol Rp 500 ribuan.
Ari mengatakan Microsoft telah melakukan survei harga untuk sistem operasi yang dijual bersama dengan komputer baru. Microsoft mendapati konsumen masih bisa menerima, jika harga sistem operasi masih dikisaran 10-15% dari harga komputer.