Ia satu dari 31 perupa yang mengelar pameran bertajuk “Fresh 4 U” di Jogja Gallery, 23 Januari hingga 22 Februari 2009. Pameran menyuguhkan karya dua dimensi dan tiga dimensi yang diniatkan ingin memberi kejutan baru di tengah padatnya perhelatan kesenian di Kota Budaya ini.
Jogja Gallery selaku penyelenggara pameran menantang para perupa untuk bisa menghadirkan karya yang berbeda sekaligus menyegarkan. “Pameran ini memang berangkat dari kegelisahan atas situasi dan perkembangan senirupa Indonesia saat ini,” tulis Nunuk Ambarwati, Program Manager Jogja Gallery.
Tema yang menyoroti dunia senirupa Indonesia dihadirkan oleh perupa Ahmad Sobirin, 28 tahun dan Tisna Sanjaya, 51 tahun. Sobirin mengusung karya dua dimensi yang menghadirkan citraan telapak tangan yang sedang menorehkan tulisan dengan pena mirip bambu runcing.
Lukisan berjudul Trans ini, menurut Ahmad Sobirin, menggambarkan posisi perupa saat ini yang "trans". “Trans dalam hal apa saja, hingga tak terungkap oleh kata-kata dan tak dapat dijabarkan dengan tulisan,” katanya.
Perupa senior Tisna Sanjaya mengusung karya tiga dimensi berjudul Mobile Seniman. Perupa asal Bandung ini menghadirkan sebuah mobil Izusu 1974 berwarna kuning ke dalam ruang pamer. Bak mobil T 15 NA itu dipenuhi tumpukan kanvas lukisan hingga nyaris menyentuh langit-langit ruang pamer.
Melalui karya ini Tisna hendak mengritik situasi senirupa Indonesia saat ini, di mana seni sudah masuk ke wilayah kapital. “Seniman tidak dilihat dari bagaimana proses berkaryanya, tetapi hanya hasil akhir karya saja. Perupa menjadi kehilangan kreatifitas dan eksplorasinya,” tulis Tisna Sanjaya tentang konsep karyanya itu.
Invasi Israel ke Palestina menggelitik beberapa perupa untuk diangkat sebagai tema karya pameran ini. Agus ‘Baqul’ Purnomo, misalnya, menggunakan teks sebagai elemen karya dua dimensinya yang berjudul Headline.
Agus, 34 tahun, memenuhi kanvas dengan tulisan Israel dan Palestina dalam huruf capital warna ungu dengan latar belakang tulisan yang sama dalam ukuran lebih kecil dengan warna hijau, kuning, coklat hingga merah.
“Kulihat beritamu di televise dan internet. Kubaca beritamu di Koran dan majalah. Kudengar beritamu di radio dan dari mulut ke mulut. Palestina – Israel . Israel – Palestina. Dibolak-balik hanyalah konflik,” tulis Agus.