Menjelang kedatangan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu ke Washington, muncul kabar bahwa Direktur CIA Leon Panetta telah mengunjungi Israel dua pekan lalu. Dia meminta jaminan dari Netanyahu dan Ehud Barak, menteri pertahanan, agar pemerintahan baru Israel yang berhaluan keras tidak menyerang Iran tanpa memberikan sinyal kepada Washington. Demikian dikutip dari Times Online, Jumat (15/5/2009).
Kekhawatiran akan serangan tiba-tiba terhadap Iran oleh pemerintahan Netanyahu semakin meningkat, mengingat kasus serupa pernah terjadi saat Israel menyerang reaktor Osirak di Irak pada 1981. Menurut kabar yang beredar, Israel telah bersiap untuk melakukan serangan secepatnya. Negeri Yahudi itu telah menyiapkan perlengkapan perangnya dan akan mempersiapkan latihan pertahanan sipil pada musim panas ini.
Menanggapi permintaan Panetta, para pemimpin Israel kabarnya telah menegaskan tidak akan mengejutkan Negeri Paman Sam mengenai serangan ke Iran.
Netanyahu akan berkunjung ke Washington pekan ini. Dia akan bertemu Presiden Barack Obama dan Menteri Luar Negeri Hillary Clinton. Pemimpin Partai Likud itu akan meyakinkan Obama dan Clinton mengenai perlunya langkah keras terhadap Iran. Netanyahu juga diperkirakan akan meminta dengan tegas agar AS tetap fokus pada Iran, dibandingkan terhadap isu Palestina.
Pekan ini, Netanyahu telah bertemu dengan para pemimpin Arab, termasuk Presiden Mesir Hosni Mubarak dan Raja Abdullah dari Yordania. Netanyahu berusaha meyakinkan para pemimpin Arab untuk fokus pada isu Iran. Namun upaya Netanyahu itu dinilai sebagai pengalihan dari isu Palestina.
Di Aqaba, Yordania, Kamis kemarin Raja Abdullah berkata kepada Netanyahu bahwa tidak akan ada perdamaian di kawasan tanpa berdirinya negara Palestina. Sejauh ini Netanyahu masih menolak berkomitmen terhadap solusi dua negara Palestina-Israel.