Dikutip dari news.com.au, Jumat (15/5/2009), para staf di rumah sakit kota Chongqing mengangkat peluru berukuran 2,5 sentimeter dari pelipis kanan Wenying Kamis 14 Mei kemarin.
Peluru menembus kepala Wenying saat terjadi perang antar-faksi pada awal Revolusi Kebudayaan di China, yang berlangsung antara 1966-1976.
Pada awalnya dokter mengatakan bahwa luka yang dialaminya hanya dangkal. Tetapi sakit kepala dan kesulitan makan memaksanya untuk melakukan uji x-ray pada 1978. Ketika itulah diketahui sebuah peluru tersangkut antara rahang kanan dan telinganya.
Namun ibu tiga anak ini menolak dioperasi karena minimnya fasilitas kesehatan di Chongqing, sehingga membuatnya terpaksa menahan sakit kepala selama bertahun-tahun.
"Awal tahun ini, sakit yang diakibatkan luka itu semakin meluas ke seluruh tubuhnya, dan membuat operasi ini harus dilakukan," sebut pernyataan rumah sakit.