"Negosiasi mendatang tidak hanya berupa pertukaran pendapat, namun merupakan sebuah transisi menuju diskusi yang substansial mengenai traktat di masa depan," kata diplomat Rusia dikutip Press TV dari kantor berita Interfax, Sabut (16/5/2009).
Delegasi Amerika Serikat akan dipimpin Asisten Departemen Luar Negeri Rose Gottemoeller, sementara Rusia akan dipimpin Anatoly Antonov dari Kementerian Luar Negeri.
Traktat Pengurangan Persenjataan Strategis (START), yang memberikan ruang bagi kedua pihak untuk mengerahkan 6.000 hulu ledak nuklir jarak jauh, akan berakhir Desember tahun ini.
Presiden Rusia Dmitry Medvered dan Presiden Amerika Serikat Barack Obama dalam pertemuan pertama mereka di sela KTT G20 di London April lalu, sepakat untuk menegosiasikan penggantian START pada akhir tahun.
Asal tahu saja, Rusia dan AS saat ini memiliki 90 persen dari persenjataan nuklir di dunia.
START ditandatangani pada Juli 1991 oleh Presiden AS George Bush dan Presiden Uni Soviet Mikhail Gorbachev. Traktat ini menjadi kesepakatan bilateral pengurangan persenjataan nuklir terbesar sepanjang sejarah. Kesepakatan itu hasil dari satu dekade perundingan alot antara AS dan Uni Soviet pada tahun-tahun terakhir Perang Dingin.
Traktat itu menegaskan, kedua pihak dapat mengerahkan 6.000 hulu ledak nuklir dan tidak lebih dari 1.600 kendaraan pengangkut strategis, termasuk rudal-rudal balistik antar benua, kapal selam, dan pesawat pengebom.
Saat kesepakatan dibuat, AS telah mengembangkan berbagai cara untuk mengirimkan hulu ledak nuklir. Namun, Uni Soviet masih memiliki persenjataan arsenal dalam jumlah besar. Pelaksanaan START sangat rumit akibat sikap Uni Soviet meskipun Ukraina, Belarusia, dan Kazakhstan, telah sepakat mengirimkan rudal nuklir mereka ke Rusia.
START merupakan kesepakatan lanjutan setelah Perundingan Pembatasan Persenjataan Strategis (SALT) yang diberlakukan sejak 1969 hingga 1979.