Untuk itu pihaknya berharap agar NU mengambil posisi netral dalam pilpres mendatang. Jika tidak, ia berkesimpulan bahwasannya NU akan semakin babak belur.
Menurut Gus Solah, indikasi ketidaknetralan itu salah satunya adalah munculnya Ketua PBNU KH Hasyim Muzadi, dalam iklan salah satu capres, Jusuf Kalla.
"Seharus NU lebih memposisikan diri netral dalam pilpres kali ini. Dengan begitu posisi NU lebih terhormat. Karena pasca pelaksanaan Pilkada Jawa Timur NU sudah babak belur. Sangat disayangkan jika kondisi itu terjadi lagi dalam pilpres," kata Gus Solah di komplek Ponpes Tebu Ireng, Sabtu (16/5).
Meski begitu, pihaknya tak mau berburuk sangka. Ia berharap munculnya Ketua PBNU dalam iklan capres tersebut merupakan faktor ketidaksengajaan. Jika memang tidak, cucu pendiri NU Hadrotus Syekh Hasyim Asyari ini berharap apa yang dilakukan oleh Hasyim Muzadi merupakan tindakan personal alias bukan atas nama lembaga.
Bagaimana jika ada kader NU yang tidak netral? Menurut adik kandung mantan presiden Abdurrahman Wahid ini hal tersebut bukan wewenangnya. Karena pihaknya sendiri tidak masuk dalam struktur kepengurusan NU.
"Semuanya ya terserah pengurus NU, saya sekarang lebih konsentrasi ngurusi pondok," pungkas Gus Solah.