JAKARTA: Kurs rupiah terhadap dollar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Senin (18/5) sore, naik 27 poin menjadi Rp 10.418/10.420 karena pelaku pasar mulai membeli rupiah, setelah pekan lalu terpuruk hingga mendekati angka batas psikologis Rp 10.500 per dollar AS.
Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk Kostaman Thayib di Jakarta, Senin mengatakan, faktor utama yang mendorong pelaku pasar membeli rupiah adalah setelah adanya pernyataan Menkeu bahwa laju inflasi bulan ini diperkirakan di bawah angka lima persen. "Pernyataan Menkeu ini direspons para pelaku pasar dengan membeli rupiah sehingga mata uang lokal yang semula merosot kini kembali membaik," katanya.
Namun, respons pasar itu, dia melanjutkan, didukung pula oleh membaiknya pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mencapai 4,4 persen yang merupakan negara Asia ketiga yang ekonominya tumbuh setelah China dan India. "Kami optimistis, pasar akan terus meresponsnya sehingga rupiah akan kembali mendekati angka Rp 10.300 per dollar AS," ucapnya.
Menurut Kostaman Thayib, rupiah akan terus menguat karena sentimen positif itu diperkirakan akan berlanjut hingga hari berikut. Jadi, koreksi harga yang terjadi pada pekan lalu karena pasar saham Indonesia tertekan akibat memburuknya bursa Wall Street. "Hal ini terjadi karena kekhawatiran pelaku pasar terhadap pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat yang masih belum pasti," ucapnya.
Meski demikian, ia mengatakan, Indonesia dinilai tetap menjadi pasar potensial yang dapat memberikan keuntungan lebih baik ketimbang negara Asia lainnya. "Karena itu, pelaku asing masih menempatkan dananya di pasar saham meski bermain di pasar saham mengandung risiko yang tinggi," katanya.
Lebih dari itu, dia melanjutkan, selisih bunga rupiah dan dollar yang masih tinggi merupakan salah satu faktor yang menarik bagi asing untuk tetap bermain di pasar domestik. "Kondisi ini membuat peluang rupiah untuk kembali menguat cukup tinggi, meski untuk mencapai angka Rp 10.000 per dollar masih berat," ucapnya.