Pernyataan tersebut disampaikan KH Abdul Hamid Baidlowi dari pondok pesantren Lasem. Hal tersebut dilakukan usai pertemuan JK-Wiranto dengan sekitar 100 ulama Jawa Tengah di Semarang, Kamis (21/5) malam.
Sedangkan, JK yang juga Ketua Umum Partai Golkar. berjanji akan memajukan pesantren jika dirinya dan Wiranto terpilih. "Karena itu memang merupakan kewajiban kami, kewajiban negara untuk memajukan dan membantu pesantren. Kita harus punya kebijakan seperti itu, karena justru pesantren di Jawa ini jauh lebih banyak memberi sumbangsih pada umat masyarakat, daripada yang lain," jelasnya.
Dijelaskan dia, komposisi anggaran pendidikan dalam APBN 20%. Artinya jika ekonomi tumbuh dengan baik dan anggaran pendapatan negara naik, maka anggaran pendidikan juga akan naik. "Jadi, dukunglah ekonomi yang baik agar pendidikan juga tumbuh baik," kata JK yang juga Wapres itu.
Mengenai perbedaan parpol berbasiskan Islam dan nasionalis, menurut JK, saat ini sudah semakin kabur. Ia mencontohkan, PPP juga berjuang di jalur umum, sementara PDIP juga memiliki Baitul Muslimin.
"Jadi kalau partai Islam kalah tidak berarti umat Islam kalah, karena kami juga muslim yang baik. Jadi jangan diidentikkan bahwa kekalahan umat Islam berarti Kiai tidak lagi berwibawa," terangnya.
Jusuf Kalla yang datang bersama istri juga meyakinkan kembali bahwa banyak keputusan dalam pemerintahan SBY-JK ada di tangannya.
"Kalau disebut JK hanya urus ekonomi, benar, tapi urusan keamanan saya juga, perdamaian Aceh saya selesaikan dalam enam bulan, Poso dua minggu, Ambon 20 hari, termasuk waktu saya Menkokesra dan SBY Menkopolkam," katanya.
Kendati begitu, diakui JK, sebagai Wapres dirinya tidak hanya memberi sekadar memberikan saran. Tapi juga mengerjakan saran tersebut, yang tentunya atas persetujuan presiden.
"Tapi kadang Beliau tinggal teken saja sebenarnya, jadi kita yang laksanakan. Tau dirilah sebagai wakil, tidak mendahului beliau, bahwa beliau pidato saya kira otomatis, karena wapres tidak ada teken SK, seandainya ada, mungkin jelas saya melakukan apa," pungkas JK.