Di Inggris, Kenaikan Yesus Kristus atau Isa Al Masih bukanlah hari libur nasional. Biasanya, hanya sekolah yang diliburkan dan para pelajar berpartisipasi dalam kegiatan yang berhubungan dengan hari tersebut. Kantor, toko ritel, lembaga pendidikan umum dan transportasi umum tetap beraktivitas seperti biasa.
Selain itu, masyarakat mengadakan berbagai kegiatan tradisional. Ada festival air dan menghiasi sumur atau ‘Well Dressing’ di Derbyshire hingga menanam bersama atau ‘Penny Hedge’ di Whitby, sebuah kota kecil di Yorkshire. Sejumlah kepercayaan lainnya terkait dengan tahayul muncul. Misalnya, hujan yang jatuh pada hari itu diartikan sebagai pertanda panen akan gagal dan ternak bakal jatuh sakit.
Lain halnya di Belanda, dimana Kenaikan Isa Al Masih menjadi hari libur nasional. Beberapa hari raya jatuh memang berdekatan pada akhir April atau awal Mei. Sebagian besar sekolah libur selama 2-3 bulan, menjadikan hari raya tersebut kesempatan untuk mengambil cuti tahunan dan berlibur.
Meski sejumlah layanan masyarakat tutup, beberapa tempat masuh buka demi menarik banyak pelancong. Layanan transportasi umum dikurangi dan bahkan tidak ada sama sekali di daerah pedesaan pada hari tersebut. Secara tradisional, warga pergi ke dalam kolam sebelum matahari terbit. Mereka kemudian berjalan kaki atau menari di tengah embun (dauwtrappen) untuk keperluan penyembuhan dan pembersihan.
Beda dengan Jerman yang membagikan penghargaan pada saat Kenaikan Isa Al Masih. Salah satunya adalah International Charlemagne Prize, diberikan kepada seseorang yang memberikan kontribusi untuk kemanusiaan dan perdamaian. Terutama di komunitas kawasan Eropa Barat.
Uniknya, hari raya itu juga dikenal sebagai Hari Ayah atau Hari Laki-laki (Maennertag) di beberapa bagian Jerman. Sebab, pada hari itu banyak kelompok pria yang mengadakan aktivitas di luar ruangan. Beberapa kelompok teman atau saudara laki-laki menghabiskan hari bersama dengan aktivitas macho seperti hiking atau mengendarai kereta kuda.
Sementara Amerika dan Kanada, tak berbeda dengan Inggris. Mereka tidak menetapkan Kenaikan Isa Al Masih sebagai hari libur nasional. Semua layanan publik seperti kantor pemerintah, lembaga pendidikan dan transportasi umum masih berjalan seperti biasa. Meski demikian, penduduknya sudah mengenal hari raya tersebut sejak tahun 68 Masehi.
Perayaan Isa Al Masih di AS bergantung kepada fase bulan pada tahun tertentu, meski umumnya selalu jatuh pada hari Kamis. Beberapa gereja merayakannya pada hari Minggu di pekan yang sama. Banyak gereja-gereja Ortodoks Timur menghitung tanggal Paskah menurut kalender Julian, bukan kalender Gregorian seperti yang banyak digunakan gereja-gereja barat. Sehingga hari raya itu biasanya terjadi setelah ibadat barat.
Pemandangan serupa juga terjadi di Kanada. Semua aktivitas publik tak ubahnya seperti hari biasa. Beberapa umat Kristen di Kanada yang termasuk Gereja Katolik Roma dan United Church of Canada mengadakan ibadah gereja. Pada saat itu mereka dapat menerima komuni, atau yang dikenal sebagai Ekaristi, terlibat dalam doa dan menyanyikan hymne.
Keputusan AS dan Kanada itu juga diikuti oleh land down under, Australia. Tak pernah ada peringatan atau penyelenggaraan acara secara khusus. Hanya sekolah Minggu dan sejumlah aktivitas gereja. Kebijakan beberapa negara itu sangat berbeda dengan Indonesia.
Meski umat Kristen dan Katolik bukanlah kaum mayoritas, Kenaikan Isa Al Masih merupakan hari libur nasional. Seluruh gereja di pelosok negeri ramai dan pekerja kantoran berebut mengambil cuti. Sebab hari raya itu selalu jatuh pada Kamis setap tahunnya dan orang ingin berlibur pada long weekend.
Kenaikan Isa Almasih adalah salah satu festival Kristen awal, sekitar tahun 68 masehi. Menurut Injil Perjanjian Baru, Yesus beberapa kali bertemu dengan para murid selama 40 hari setelah kebangkitanNya untuk mengajarkan cara menyampaikan dan menyebarkan ajaran-Nya.
Kemudian, pada hari ke-40, Yesus membawa mereka ke Gunung Zaitun, di mana mereka melihatNya naik ke surga. Ascension Day menandai akhir musim Paskah dan terjadi 10 hari sebelum Pentakosta.
Perayaan ini, termasuk prosesinya, melambangkan Kristus masuk ke surga, dan di beberapa negara, mengejar setan dan menenggelamkannya ke kolam atau membakarnya dalam patung. Hal ini menyimbolkan kemenangan Mesiah atas setan ketika dia membuka kerajaan surga bagi semua orang beriman.