Rabu, 8 Januari 2025

Pengaruh Islam Moderat di Serbu Oleh Para Capres

Pengaruh Islam Moderat di Serbu Oleh Para Capres

POLITIK
22 Mei 2009, 07:48 WIB
Cuplik.Com -

Jakarta: Para calon presiden dan wakil presiden kini berebut pengaruh di kalangan umat Islam moderat. Kelompok ini lebih gampang ‘dibina’ ketimbang golongan Islam radikal dan fundamental yang apriori, bahkan menolak demokrasi liberal. Siapa unggul?

Setelah melihat sepak terjang para politisi Islam, hampir pasti para capres-wapres bakal berebut suara Islam moderat. Hanya pada ranah Islam moderatlah, mereka bakal memberikan perhatian untuk merebut suara demi memenangi Pemilihan Presiden, Juli nanti.

Sejauh ini, tim strategi dari duet Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono, Megawati Soekarnoputri-Prabowo Subianto, dan Jusuf Kalla-Wiranto sedang berpacu kuda untuk merebut suara Islam moderat ini. Golongan ini bertebaran di NU, Muhammadiyah, kalangan Islam abangan maupun priyayi, dari rakyat jelata sampai kelas menengah Islam, yang membentuk gugus konstituten dengan beragam aspirasi dan kepentingan.

“Mereka bakal berebut pasar Islam, dengan seluruh kedigdayaan yang dipunya,” tutur Mohamad Asrori Mulky, peneliti PSIK Universitas Paramadina yang sedang menempuh pendidikan pasca sarjana kajian Islam.

Cendekian muda Muhammadiyah M. Hilal Basya yang kini belajar di sekolah pasca sarjana, Universitas Leiden, Belanda, mencatat istilah Islam moderat begitu sering dibicarakan. Bahkan hampir di setiap pertemuan Presiden SBY dengan kepala negara-negara Barat dan tetangga, wacana Islam moderat senantiasa menghiasi pembicaraan itu.

Sepanjang lima tahun ini, para ulama dan cendekiawan Muslim di Tanah Air juga sangat aktif menggelar konferensi internasional dengan mengusung tema Islam Moderat. Di antaranya adalah Summit of World Muslim Leaders di Jakarta pada 21-22 Desember 2001 dengan 180 peserta dari 50 negara.

Konferensi itu menghasilkan Deklarasi Jakarta 2001 yang terdiri dari tiga butir: Religion and spirituality; civic responsibility in political society; dan, interfaith, intercultural, and international relations. Ketiga butir deklarasi itu mengandung pesan bahwa Islam adalah agama moderat yang cinta damai, anti-kekerasan, dan tidak anti-kemajuan.

Berikutnya adalah The Jakarta International Islamic Conference (JIIC) yang dilaksanakan NU-Muhammadiyah pada tanggal 13-15 Oktober 2003. Konferensi ini ingin mempertegas peran Islam moderat Asia Tenggara yang direpresentasikan oleh NU, Muhammadiyah, dan ormas-ormas Islam lainnya.

Beberapa tahun lalu, PBNU juga mengadakan International Conference of Islamic Scholars (ICIS) II, yang berlangsung 20-22 Juni 2006 di Jakarta, dihadiri cendekiawan dari 53 negara.

Hilal Basya mencatat pula, kesimpulan yang didapat dari konferensi tersebut juga memiliki kesamaan pandangan. Yaitu konflik dunia Islam dan Barat harus dijembatani, kecenderungan radikal sebagian kaum Muslim harus diatasi, dan perdamaian dunia serta tatanan global yang beradab hanya akan tercipta melalui pendekatan moderat. “Kecenderungan ini mengandung kesamaan, dalam batas-batas tertentu, dengan menguatnya diskursus pembaruan Islam di Indonesia pada tahun 1970-an,” tutur Hilal Basya, aktivis JIMM (Jaringan Intelektual Muda Muhammadiyah).

Sebagai sebuah diskursus di kalangan tokoh dan cendekiawan Muslim Indonesia, Islam moderat adalah kecenderungan baru. Tema tersebut begitu atraktif sehingga sepanjang tiga tahun terakhir disandingkan sebagai alternatif dari pemikiran liberal Islam.

Hal ini dapat dilihat dari pernyataan-pernyataan KH Hasyim Muzadi, bahwa Islam moderat merupakan alternatif dari Islam liberal yang dinilai terlalu jauh melepaskan diri dari sumber ajaran Islam otoritatif (al-Quran dan Hadits), serta penggunaan rasionalitas yang sangat dominan dalam menafsirkan sumber otoritatif tersebut.

Para tokoh Muslim menawarkan Islam moderat sebagai Islam yang prokemajuan tanpa harus menjadi liberal. Selain itu, kalangan Islam Neomodernis generasi pasca periode 1970-an, seperti Azyumardi Azra dan Buya Ahmad Syafii Maarif, juga kerap menyebut Islam moderat dan Islam toleran sebagai karakter asli dari keberagamaan Muslim di Nusantara.

Para capres-cawapres pada akhirnya harus merebut pasar Islam yang amat besar itu dari genggaman elite PAN, PKS, PBB, PPP, PKB dan partai lain untuk meraih kemenangan. Pertarungan bakal sengit di sektor pasar Islam yang misteri itu. Hanya dua pilihan: menjadi pemenang atau kecundang.

Penulis :
Editor :

Tag :

CURHAT RAKYAT

Rilis Lagu Terbaru, Miss Merry Riana Ungkap Fakta

Fakta mengejutkan terungkap dari Miss Merry Riana. Siapa sangka Entrepreneur, Investor dan Content Creator ini menyanyikan sebuah lagu rohani? Berawal di akhir bulan Januari 2023, pada saat itu Produser Impact Music Indonesia, Alberd Tanoni meminta Ms

Ikan gurame terbesar sedunia di Bandung

Ikan gurame ini saya pelihara dari seukuran silet hingga besar seperti ini dalam waktu 5 tahun. Ikan gurame ini jenis bastar & berkelamin betina.

Kemenparekraf Gandeng Merry Riana Group Tingkatkan

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) kembali menjalin kerja sama dengan Merry Riana Group dalam upaya meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM) ekonomi kreatif. Kolaborasi ini bermula dari kunjungan Menteri Pariwisata dan E

TERBARU LAINNYA

IKLAN BARIS

Jasa Foto / Video Wedding dan Prewedding, Live Streaming Indramayu dan sekitarnya, Harga Terjangkau Kualitas Cemerlang. Cuplik Production WA 081312829503
layanan terapi hati ,kesembuhan luka batin,fobia,anxiety ,cemas, hidup sial,tak bahagia ,rezeki seret,psikomatik dan semua yang urusan pikiran ,bisa konsultasi wa 0813 5227 9928 /bang rudy insyaalllah
Ruqyah Islami wilayah Indramayu dan sekitarnya, Hub Ustadz ARI wa 0877-2411-1128
Bakso Goyang Lidah depan Gardu Induk Singajaya, menggoda selera. Kualitas Daging Sapi terjamin.
Hadir FRENDOT jasa pembuatan stiker, kalender, plakat, cetak ID card dan banyak lainnya lokasi depan RS MM Indramayu