Menurut akademisi dari Universitas Islam Negeri (UIN) Makassar Qasim Mahtar, peluang terpilihnya JK tidak terlepas dari dua hal. Yakni ketentuan alam atau takdir dan ketentuan sosial.
"Ketentuan alam atau takdir merupakan ketetapan Tuhan yang yang tidak bisa berubah. Tapi menjadi petunjuk bagi manusia untuk mencapai keinginan," ujarnya di Makassar, Jumat (22/4).
Sedangkan dalam kerangka ketentuan sosial, terpilih tidaknya JK menjadi presiden Indonesia tergantung dari seberapa besar upaya yang dilakukan JK dan tim pemenangnya.
Sementara menurut budayawan Sulses Ishak Ngeljaratan yang akan dipilih nanti bukanlah kepala suku melainkan kepala negara. Sehingga dirinya tidak setuju jika JK didukung berdasarkan semangat primordial.
"JK adalah milik semua suku di Indonesia, bukan hanya Bugis Makassar. Jadi saya berharap identitas kesukuan dihilangkan," katanya.
Ia mengatakan, perbedaan-perbedaan budaya di antara suku-suku di Indonesia justru bisa menjadi kekuatan. Karena perbedaan membuat adanya proses saling mengisi. Sama halnya dengan pasangan JK-Win yang memiliki latar belakang berbeda.
"Kemampuan pemerintahan dan ekonomi JK dan pemahaman keamanan Wiranto dinilainya sebagai suatu kombinasi yang sangat bagus," terangnya.