"Menurut saya tidak betul itu. Bisa dikonfirmasi, saya tidak menjadi jurkam SBY, dan saya juga bukan anggota tim sukses SBY. Jadi saat itu hanya undangan secara pribadi," ujar Ferry.
Ferry mengatakan itu di sela-sela 'Pidato Kebangkitan Demokrasi untuk Kesejahteraan Bangsa' oleh Jumhur Hidayat di Hotel Sultan, Jl Gatot Subroto, Jakarta, Sabtu (23/5/2009).
Menurut Ferry, kedatangannya di acara itu memenuhi undangan dari sahabatnya yakni Yusuf Rizal. Ferry secara pribadi belum menentukan dukungan kepada SBY-Boediono.
Ferry menganggap saat dipenjara beberapa waktu lalu merupakan risiko perjuangan untuk membela rakyat. Menurut dia, saat itu dirinya dalam posisi menentang kebijakan, bukan membenci SBY.
"Harus jelas perbedaan antara saya benci dengan orang atau menentang kebijakan. Saya pada saat itu dalam posisi menentang kebijakan," terang pria yang divonis bersalah kasus demo anarkis ini.
Ferry mengaku, dirinya saat ini masih merupakan Ketua Dewan Tani Indonesia (DTI). Meski dalam rapat kerja DTI pada 3-6 Juni mendatang di Ragunan aspirasi daerah mendukung SBY-Boediono, dirinya tidak akan malu-malu mengakuinya.
"Kalau hasilnya mendukung SBY-Boediono, saya tidak akan malu-malu dan terbuka untuk mendukungnya. Tapi saya tidak mau mendahului, saya akan menunggu tanggapan dari teman-teman di daerah," tegasnya.