Kepala Barantan Hary Priyono di Jakarta, Sabtu mengatakan, saat ini Madura merupakan kawasan yang bebas dari penyakit ternak sementara itu pasca pembukaan jembatan Suramadu yang akan dilakukan pada 10 Juni 2009 dipastikan lalu lintas hewan dari Jawa ke Madura akan meningkat.
"Oleh karena itu, kita akan membangun instalasi karantina untuk melakukan pemeriksaan hewan di kawasan masuk Madura dekat jembatan tersebut," katanya ketika menjelaskan hasil kunjungannya ke Madura mendampingi Menteri Pertanian Anton Apriyantono.
Menurut Hary, instalasi karantina yang akan dibangun di dekat jembatan Suramadu tersebut nantinya seperti jembatan timbang sehingga untuk pemeriksaan angkutan yang membawa hewan ternak tidak memerlukan waktu lama.
"Kita tinggal meminta polisi untuk membelokkan angkutan hewan ternak tersebut ke jembatan timbang itu," katanya.
Dikatakannya, saat ini prototipe instalasi serupa berada di Stasiun Karantina Pertanian Merak, Banten sehingga dengan dikembangkannya model tersebut di Madura nantinya akan ada dua unit di Indonesia.
Ketika ditanyakan anggaran pengembangan instalasi karantina tersebut, mantan Kabiro Humas Deptan itu mengatakan, sekitar Rp2 miliar dan teknologinya berasal dari dalam negeri.
Sedangkan menyinggung realisasi pembangunan instalasi karantina hewan di Madura tersebut dia mengatakan, kemungkinan 2010 baru bisa diwujudkan.
Sebelumnya Kepala Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Bangkalan Madura, Cicik Sri Sukarsih menyatakan, hingga saat ini Pulau Madura masih bebas dari penyakit hewan karantina seperti Brucellosis, IBR dan Rabies.
Berbagai upaya yang dilakukan untuk menjaga Pulau Madura bebas dari penyakit hewan karantina, lanjutnya, yakni pelarangan pemasukan hewan memamah biak ke Pulau Madura berkaitan pemurnian plasmanutfah sapi Madura serta pelarangan pemasukan babi ke wilayah tersebut.
Sedangkan untuk menjaga masuknya penyakit rabies, menurut dia, dibantu oleh sikap masyarakat yang umumnya mereka tidak memelihara anjing.
Menyinggung jumlah binatang ternak yang masuk ke Madura, Cicik yang dokter hewan itu mengungkapkan, pada 2008 total mencapai 1,43 juta ekor terdiri atas ayam, anak ayam (DOC), telur, itik, kuda, kambing, sapi limosin dan sapi Madura.
Sementara itu jumlah ternak yang keluar dari Madura pada tahun lalu untuk hewan mencapai 87.578 ekor terdiri sapi potong, sapi bibit, kuda, kambing, kerbau, kelinci dan domba.
Sedangkan untuk unggas yakni ayam, itik dan burung mencapai 245.280 ekor serta produk ternak meliputi telur 114.800 ton, kulit kambing 972 ton, kulit sapi 971 ton dan daging sapi 26 ton.