Dengan bekal ini, orang tua pun dapat memastikan anak-anak mendapatkan asupan makanan sehat bergizi dan membantu orang tua mengawasi jenis makanan yang dikonsumsi anak di luar rumah. Daripada memberikan uang jajan kepada anak, lebih baik orang tua memberikan bekal.
Sebab jajanan belum tentu terjamin nutrisi dan kebersihannya, khususnya jajanan di luar sekolah. Hal ini didasari hasil survei Badan Pengawasan Obat dan Makanan pada 4.500 sekolah di Indonesia pada tahun 2007 yang membuktikan bahwa 45 persen jajanan anak tercemar bahaya pangan mikrobiologis dan kimia.
Bahaya utama berasal dari cemaran fisik, mikrobiologi dan kimia seperti pewarna tekstil. Jenis jajanan berbahaya ini meliputi makanan utama, makanan ringan dan minuman. Konsumsi jajanan anak yang tidak sehat tidak saja membuat anak dapat lebih mudah dijangkiti penyakit, juga dapat membuat asupan nutrisi tidak terjaga keseimbangannya sehingga proses tumbuh kembang anak terganggu.
"Perencanaan makan yang cerdas oleh orang tua diperlukan demi terciptanya pola makan yang sehat, terkontrol dan menyenangkan. Kuncinya adalah 3J, yaitu jumlah, jadwal, dan jenis," tutur pakar gizi klinik, Dr Fiastuti Witjaksono MS, SpGK.
Fiastuti menjelaskan, untuk 3J itu terdiri atas jumlah kalori sesuai dengan kebutuhan, jadwal makan yang teratur, dan jenis makanan dengan komposisi karbohidrat, protein, dan lemak seimbang, di samping nutrein spesifik yang terpenuhi.
"Orang tua tidak perlu takut memberikan asupan lemak kepada anak selama masih pada porsi yang dianjurkan," pesannya.
Agar semua itu tercukupi, maka membawakan anak bekal baik untuk sarapan maupun makan siang bisa dilakukan untuk mendapatkan asupan gizi yang optimal.
Brand Manager Blue Band Agus Nugraha mengatakan, dalam memberi bekal makanan pada anak, berarti memastikan pula kehigienisan makanan yang dikonsumsi anak.
"Membawakan bekal untuk anak, berarti pula memastikan gizi dan kebersihan makanannya," ucap Agus saat acara Peluncuran Budaya Tradisi Membawa Bekal dari Rumah yang diadakan Blue Band.
Dikatakan Agus, kampanye bekal tumbuh besar ini berupaya merangkul para orang tua murid dan pihak sekolah untuk menyadari pentingnya memberi bekal ke sekolah melalui sosialisasi ke sekolah-sekolah.