Jika memang dikhawatirkan akan terjadi dampak negatif seperti perselingkuhan atau pertemuan dua jenis kelamin yang berbeda harus diantisipasi dengan menghadirkan intrumen teknologi yang lebih canggih.
"Tanpa Facebook pun dahulu orang bisa selingkuh, dua orang remaja berbeda jenis kelamin juga bisa bertemu tanpa ikatan nikah yang sah. Jadi jangan kambinghitamkan teknologi," ungkap sosiolog Unair Surabaya, Bagong Suyanto, Sabtu (23/05).
Berbagai dampak dan reaksi masyarakat terhadap fenomena Facebook menurut Dosen FISIP Unair ini, merupakan cermin dari ketidaksiapan masyarakat dalam menerima perkembangan teknologi yang sedemikian pesat.
"Itu adalah problema cultural lag dimana kemajuan teknologi yang tidak diimbangi kesiapan pikiran masyarakat," imbuhnya.
Lebih lanjut Bagong menyatakab Facebook hanyalah instrumen dari sebuah teknologi. Jika masyarakat tengah menggemari, itu cermin eralienasi dan menemukan kepuasan di dunia maya.