Sofia ingin lebih banyak tinggal di rumah dan merawat anaknya. Ini artinya Tom harus mendapat posisi kerja yang lebih baik karena ia harus menghidupi anak dan istrinya. Malangnya, di saat genting ini Tom malah kehilangan pekerjaannya sebagai seorang tukang masak. Tak punya banyak pilihan, Tom akhirnya setuju bekerja pada perusahaan milik ayah Sofia.
Lagi-lagi masalah tak berjalan seperti yang direncanakan. Di tempat kerja baru ini, Tom harus bekerja di bawah perintah Chip Sanders (Jason Bateman) yang ternyata adalah mantan pacar Sofia semasa SMA. Chip berencana membuat hidup Tom kacau dengan membuat pekerjaan Tom jauh lebih berat dari seharusnya. Chip berharap Tom menyerah dan ia dapat merebut Sofia dari Tom.
Film berjudul FAST TRACK ini sempat akan dirilis bulan Januari 2007 namun akhirnya dilepas ke bioskop mulai bulan Mei 2007. Judul yang semula FAST TRACK pun akhirnya diganti dengan THE EX yang sepertinya lebih masuk akal buat film bergenre komedi ini.
THE EX atau FAST TRACK ini mencoba menyuguhkan problem yang sering dihadapi pasangan yang hidup di kota besar. Kehidupan rumah tangga mulai goyah ketika istri lebih 'berdaya' ketimbang sang suami dan usaha untuk mengembalikan rumah tangga ke prinsip dasar yang dianut orang jaman dulu malah membuat suasana jadi lebih rumit lagi.
Ada yang bilang jika resep membuat film dark comedy seperti yang dianut oleh film ini adalah perimbangan antara tawa dan 'ketidaknyamanan'. Saat perimbangan antara kedua elemen ini terjaga, maka pesan yang disampaikan akan lebih mengena. Celakanya, perimbangan itu juga yang tak bisa dicapai oleh film ini. Jesse Peretz, sang sutradara, gagal mengatur ritme untuk menjadikan film ini berimbang.
Misalnya saja tokoh Tom Reilly yang diperankan oleh Zach Braff terlalu 'lemah' dan seolah sama sekali tak berdaya dipermainkan oleh karakter yang diperankan oleh Jason Bateman yang digambarkan sebagai jagonya memanipulasi. Durasi 'penyiksaan' terhadap Tom terlalu panjang dan membuat penonton akhirnya kehilangan simpati. Pada saat Tom mulai berani 'melawan', penonton sudah terlalu lelah menunggu dan efek yang ingin dicapai sang sutradara pun gagal. (Fatchur Rochim).