Atau ada juga yang melakukan langkah dramatis seperti yang diterapkan Presiden AS Barack Obama yang mengurangi gaji para staf Gedung Putih, demikian juga Singapura yang berencana mengurangi gaji presiden dan perdana menteri.
Inilah yang dilakukan Kongres Uni Perdagangan Malaysia (MTUC). Lembaga ini mendesak para menteri Kabinet dan para eksekutif puncak untuk mengurangi gaji guna mengimbangi dampak krisis ekonomi.
Presiden MTUC Sayid Shahir Sayid Mohamud mengatakan bahwa tidak adil meminta para pekerja untuk terus bekerja tanpa bayaran guna melindungi perusahaan, sementara para pemimpin puncak tidak membuat pengorbanan apapun.
Penghematan seharusnya dimulai dari atas bukan dari jalan lain, dia mengatakan kepada wartawan setelah bertemu dengan Deputi Menteri Besar Negara Bagian Penang, Malaysia utara, P. Ramasamy, Jumat (13/2).
"Kita sepatutnya mengambil contoh presiden dan perdana menteri Singapura, yang akan mengurangi gaji tahun depan," katanya.
Sayid Shahir mengatakan MTUC menyesalkan pernyataan dari seorang deputi menteri yang meminta para pekerja untuk menerima pengurangan gaji guna melindungi perusahaan dari kehancuran.
"Kenapa hanya para pekerja yang berkorban? Para menteri Kabinet dan para pegawai sepatutnya juga melakukan hal yang sama," katanya.
"Dengan penghasilan sangat kecil, para pekerja akan menghadapi situasi mengerikan bila gaji mereka dipotong, terutama bagi mereka yang memiliki keluarga besar," katanya.
Sayid Shahrir juga mendesak pemerintah federal untuk mengimplementasikan dana talangan, yang diajukan oleh MTUC 10 tahun lalu, untuk membantu 13.000 pekerja yang telah kehilangan pekerjaan sejak Oktober tahun lalu.
Ketika menanggapi pernyataan Menteri Besar Lim Guan Eng bahwa hanya 1.313 pekerja dari 31 perusahaan di Penang akan ditalangi pada Januari, dia mengatakan dan menambahkan bahwa MTUC menyoroti masalah itu dengan serius.
Sementara itu, Ramasamy mengatakan Penang siap mempertimbangkan pengurangan gaji bagi para pejabat eksekutif bartalian dengan situasi ekonomi yang memburuk.