Harmonisasi kerja antara dua sel, yaitu sel osteoblas (pembentuk sel tulang) dan osteoklas (pengurai sel tulang), akan menentukan kepadatan jaringan tulang secara keseluruhan. Sayangnya, mulai usia 30 tahun, penghancuran atau penguraian tulang terjadi lebih cepat dari proses pembentukannya.
Jika tidak didukung dengan gizi yang baik dan olahraga teratur, kepadatan tulang akan cepat berkurang sehingga memicu terjadinya keropos tulang atau dikenal dengan osteoporosis.
Fenomena osteoporosis terus meningkat. Di dunia, 1 dari 3 wanita dan 1 dari 5 pria usia 50 tahun ke atas akan menderita patah tulang akibat osteoporosis. Kemudian pada tahun 2050, 1 dari 2 patah tulang pinggang yang disebabkan osteoporosis di dunia diperkirakan terjadi di Asia.
Data Puslitbang Gizi Depkes tahun 2006 juga menyebutkan, dua dari lima orang Indonesia berisiko terkena osteporosis, suatu kondisi di mana massa tulang menurun sehingga tulang menjadi tipis, keropos, rapuh, dan mudah patah.
Pada tahap awal, osteoporosis jarang menampakkan gejala. Umumnya orang tidak mengetahui kecuali jika telah melakukan tes kepadatan tulang atau mengeluh patah tulang. Dengan kondisi tulang yang sudah melemah, patah tulang dapat mudah terjadi manakala dipicu sesuatu yang mungkin tampak sepele seperti batuk, membungkuk atau memindahkan barang berat. Struktur tulang terdiri atas dua lapisan, yakni lapisan luar yang kuat (cortical) dan lapisan dalam yang lebih lemah (trabecular).
Tulang cortical umumnya lebih kompak dan padat sebagai penguat bagian luar. Sedangkan trabecular sejatinya merupakan arsitektur tulang, jaringannya rumit, elastis dan berongga, serta punya kemampuan tensi dan kompresi untuk menahan dan menyalurkan beban tulang. Juga, memberi sokongan dan membantu tulang mempertahankan bentuknya.
Spesialis ortopedi, Dr H Briliantono M Soenarwo SpOT FICS MD PhD MBA, mengemukakan bahwa patah tulang tidak melulu terjadi pada tulang bagian luar, bisa juga dimulai dari dalam (micro fractur).
"Awalnya mungkin bisa berupa keluhan, misalkan sewaktu mendorong lemari terasa sakit di bagian pinggang atau paha," kata dokter yang akrab disapa Toni.
Penjelasan Toni menekankan pentingnya menjaga kekuatan tulang mulai bagian dalam. Kedua lapisan tulang memang dirancang untuk menahan tekanan dari aktivitas sehari-hari, tapi pengeroposan tulang dapat terjadi tanpa disadari (silent) bila terjadi jauh di dalam tulang.
"Jadi, tulang bagian dalam sama pentingnya dengan tulang luar," kata ahli tulang yang meraih gelar doktor bidang ortopedi di Universitas Kanazawa, Jepang ini.
Terjadinya patah tulang pada punggung (tulang belakang), panggul dan pergelangan tangan biasanya merupakan tanda awal terjadinya osteoporosis. Spesialis kedokteran olahraga FKUI, Dr Tanya TM Rotikan SpKO, menuturkan, ciri lain yang bisa diamati adalah berkurangnya tinggi badan.
Bagi orang dewasa, berhati-hatilah jika merasa tinggi badan berkurang 3 sentimeter atau lebih. "Bisa jadi itu salah satu tanda terjadinya patah tulang pada ruas tulang belakang," kata Tanya.
Jenis patah tulang lainnya yang juga berbahaya adalah patah tulang pinggul (hip fracture). Sakitnya sangat hebat. Bila tak segera ditangani dengan baik, si pasien kemungkinan harus menjalani hariharinya di kursi roda.
Selain biaya pengobatan yang tidak sedikit, kebanyakan pasien juga mengalami frustrasi. Penelitian di Australia melaporkan, 20 persen pasien meninggal setelah 6 bulan," sebut dokter kelahiran Samarinda itu.