Penyakit osteoporosis alias pengeroposan tulang biasanya menimpa mereka yang sudah lanjut usia. Namun sejatinya, tulang keropos ini tidak datang tiba-tiba. onsumsi kalsium dan gaya hidup sejak muda sangat memengaruhi munculnya penyakit ini. Nah, untuk menangkalnya, mulai sekarang konsumsi kalsium dan perbaiki gaya hidup Anda sekarang juga.
Gaya hidup sehat untuk menjauhi osteoporosis antara lain latihan fisik. atihan fisik ini dibedakan menjadi dua kategori.
Pertama, latihan fisik yang telah dilakukan sebelum menderita osteoporosis. Kedua, latihan fisik bagi mereka yang tengah mengidap pengeroposan tulang.
Mereka yang belum terkena osteoporosis bisa melakukan latihan fisik, seperti mengangkat beban serta jogging pada pagi atau sore hari. Adapun bagi mereka yang telah terkena osteoporosis, olahraga atau latihan fisik tidak boleh dilakukan sembarangan. Latihan fisik yang berlebihan justru akan mengakibatkan patah tulang.
Lantas, olahraga apa yang cocok untuk mereka yang menderita osteoporosis? Senam osteoporosis adalah jawabannya. Dengan senam ini, kekuatan dan kelenturan tulang-tulang akan terjaga. Selain itu, senam osteoporosis juga dapat meningkatkan keseimbangan, kebugaran jantung, paru, serta dapat memelihara dan meningkatkan massa tulang.
Persatuan Osteoporosis Indonesia bersama Persatuan Warga Tulang Sehat Indonesia telah mengembangkan senam osteoporosis untuk mencegah dan mengobati osteoporosis. Sosialisasi mengenai senam osteoporosis ini pun hingga sekarang masih gencar dilakukan. "Osteoporosis sebenarnya bisa dicegah asalkan rajin melakukan latihan fisik seperti olahraga sejak dini. Kalau telah terkena keropos tulang, olahraga terbaik adalah senam khusus," kata Spesialis Tulang dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo dr Kris Budianto.
Dia menambahkan, latihan fisik atau jasmani yang dilakukan dengan teratur dan tepat sasaran dapat mencegah dan mengobati penyakit osteoporosis. Latihan jasmani menggunakan beban berguna melenturkan dan menguatkan tulang. "Latihan jasmani atau fisik sebaiknya dilakukan sejak muda dan terus dilanjutkan sampai tua. Itu untuk mencegah osteoporosis waktu tua," katanya.
Senam bagi penderita keropos tulang terbagi menjadi tiga Sesi, yaitu pemanasan dan peregangan selama 10-15 menit, latihan inti selama 20-60 menit. Setelah itu, senam ditutup dengan peregangan dan pendinginan selama 5-10 menit.
"Latihan yang benar artinya memberikan latihan yang sesuai dengan tingkat kesehatan, tingkat aktivitas fisik, dan tingkat kebugaran masing-masing individu yang dapat diketahui pada saat pemeriksaan pralatihan. Hal ini bertujuan agar masing-masing individu diketahui kebutuhan latihan fisiknya, termasuk tingkat kerusakan tulang yang berbeda antarsesama penderita," tutur dia lagi.
Latihan yang terukur artinya mengukur jumlah detak jantung per menit untuk mengetahui intensitas latihan. Detak jantung per menit maksimum adalah 220 dikurangi usia. Satu hal yang tidak kalah penting adalah latihan yang teratur dan berkesinambungan sejak anak-anak sampai tua.
Latihan fisik yang tepat akan sangat bermanfaat tidak hanya dalam meningkatkan kekuatan dan kelenturan tulang, tetapi juga dapat meningkatkan keseimbangan, kebugaran jantung- paru, serta dapat memelihara dan meningkatkan massa tulang. Selain latihan fisik, terapi, dan pengobatan osteoporosis, imbuh dia, semuanya untuk meningkatkan kepadatan tulang guna mengurangi retak tambahan dan mengontrol rasa sakit.
Terapi dan pengobatan osteoporosis sebenarnya memerlukan suatu tim yang terdiri atas multidisipliner ilmu dan keahlian. Tim tersebut meliputi depar-temen bedah, departemen penyakit dalam, departemen psikologi, departemen biologi, departemen obstetri dan ginekologi, serta departemen farmakologi.
Departemen gizi klinik juga memiliki peranan dalam terapi dan pengobatan osteoporosis. Spesialis gizi klinik dapat membantu menjaga agar asupan gizi penderita osteoporosis, terutama kalsium dan vitamin D, tercapai agar penyerapan kalsium dari makanan dan pemasukan ke dalam tulang bisa dikontrol secara seimbang.
Manfaat senam osteoporosis ini sudah dirasakan Ilham Gunawan, 60. Pensiunan pegawai negeri di Jakarta ini sangat terbantu karena senam tersebut. "Saya sudah berkonsultasi dan berobat ke manamana. Ternyata obat yang paling ampuh itu adalah senam dan latihan fisik ringan," kata pria yang biasa disapa dengan Gunawan tersebut.