Tak sekadar membuat anak merasa senang. Permainan ternyata memiliki aspek-aspek positif terhadap perkembangan anak. Untuk itulah sebagai orang tua, Anda sebaiknya terlibat dalam pemilihan jenis permainan. Demikian dikatakan konselor dan Kepala Lembaga Pelayanan Psikologi dari Universitas Krida Wacana (LPP Ukrida), Clara Moningka, S.Psi., M.Si.
"Asalkan dalam permainan itu, anak mendapatkan aktivitas yang menyenangkan, maka permainan tersebut dapat dipilih," tutur psikolog yang juga menjadi dosen tetap di Fakultas Psikologi Ukrida.
Clara menjelaskan, untuk mendukung pertumbuhan anak pada usia aktif, maka kegiatan di dalam rumah yang relatif kurang aktivitas fisiknya bisa dikurangi dengan kegiatan di luar rumah yang relatif lebih banyak aktivitas fisik.
"Permainan yang baik untuk anak adalah permainan yang banyak menggunakan aktivitas gerak. Salah satunya adalah permainan tradisional," ucap psikolog lulusan Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma, Jakarta, ini.
Namun, permainan tradisional sudah semakin jarang ditemukan, terlebih lagi di daerah perkotaan. Padahal permainan tradisional ini memberi banyak manfaat untuk anak-anak. Di antaranya untuk perkembangan jiwa, fisik, dan mental anak. Di lingkungan yang masih terlihat keakraban antaranggota masyarakat, banyak permainan yang dilakukan anak-anak secara beramai-ramai dengan temanteman mereka di halaman atau di teras rumah.
Mereka berkelompok, berlarian, atau duduk melingkar memainkan salah satu permainan dan tercipta keakraban. Permainan tradisional hendaknya diperkenalkan orang tua. Salah satu orang tua yang masih aktif memperkenalkan permainan tradisionalnya kepada anak-anak mereka adalah artis cantik Shelomita Sulistiany Diah yang akrab disapa Shelomita.
"Sampai saat ini, saya masih gemar bermain bersama anak dengan permainan tradisional. Mereka sangat menyukainya," tutur Shelomita yang hadir pada acara yang bertema "Jadikan Ibu sebagai Sahabat Anak Aktif" sekaligus juga peluncuran produk Wall's Moo Active yang diadakan Wall's di Sekolah High/Scope TB Simatupang, Jakarta.
Dikatakan Shelomita, permainan tradisional yang dulu sering dimainkan pada waktu kecil, seperti congklak, petak umpet, bola bekel, taplak gunung atau karet. Permainan tradisional merupakan kegiatan yang sesuai bagi anak-anak untuk melatih kemampuan motorik mereka. Kemampuan motorik yang baik sangat diperlukan anak-anak dalam masa pertumbuhan mereka.
"Ini disebabkan permainan tradisional mengharuskan anakanak untuk menggerakkan seluruh anggota tubuhnya dengan berlari, melompat, berjongkok, dan menjaga keseimbangan," sebut Shelomita yang sedang disibukkan dengan mengurus dan mengembangkan "Langkahku" Child & Family Educare- Home Education sejak tahun 2002.
Melalui permainan tradisional anak-anak tidak hanya mengasah saraf motorik mereka, juga dapat menyerap berbagai nilai positif di dalamnya, seperti semangat sportivitas, kerja sama tim, strategi, dan kemauan untuk melakukan yang terbaik.
Pada umumnya, permainan tradisional mendorong para pemainnya untuk bergerak, seperti melompat, berlari, menari, berputar, dan gerakan-gerakan.
Permainan tradisional juga membuat anak menjadi lebih kreatif karena umumnya permainan dibuat langsung para pemainnya. Mereka menggunakan barang-barang, benda-benda, atau tumbuhan yang ada di sekitarnya. Hal itu mendorong mereka untuk lebih kreatif menciptakan alatalat permainan juga peraturan dari permainan yang mereka buat.
"Saat bermain itu juga saya menceritakan sejarah dari permainannya," ucap penyanyi lulusan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia ini.
Shelomita merupakan salah satu ibu yang memfasilitasi hobi anak, yang dilihat juga dari cara mempelajari minat dan bakat mereka. Permainan tradisional yang diajarkannya dilakukan saat anaknya mencapai umur 4 tahun.
"Permainan ini juga mengajarkan kebersamaan karena umumnya permainan tradisional dilakukan lebih dari dua orang," tuturnya yang mengaku dalam sehari minimal 9 jam ia beraktivitas bersama anaknya.
Membentuk Tulang Sehat dan Kuat
Pertumbuhan anak di usia aktif, terutama di umur 5-10 tahun harus banyak di stimulasi dengan segala bentuk aktivitas yang bermanfaat. Karena pada umumnya, mereka yang aktif dan energik memiliki tubuh yang lebih sehat dengan stamina yang kuat.
Selain itu, anak yang aktif juga sehat dan mempunyai kapasitas belajar lebih baik sehingga anak dapat berkonsentrasi dalam belajar. Dikatakan spesialis dokter anak dari Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita, Kelompok Kerja Respirologi Anak, Dr Rifan Fauzie, SpA, bahwa dalam masa pertumbuhan tersebut anak seharusnya mendapat asupan gizi yang bagus.
Salah satunya adalah konsumsi kalsium. Karena 99 persen kandungan kalsium di dalam tubuh berada di tulang sehingga akan memengaruhi pertumbuhan tubuh. "Kalsium memiliki banyak fungsi vital dalam tubuh," tutur Rifan.
Selain aktivitas fisik, untuk mencukupi asupan kalsium pada anak juga bisa didapat dari makanan. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut Wall's melansir es krim baru yang sarat gizi. Senior Brand Manager Wall's Moo, Meila Putri Handayani mengatakan bahwa es krim Wall's Moo Active sangat membantu pertumbuhan tulang anak. Wall's Moo Active dilengkapi dengan kandungan zat bermanfaat dalam mendukung pertumbuhan anak-anak, serta mendukung mereka dalam melakukan berbagai aktivitas yang melatih kemampuan motorik mereka.
Moo Active mengandung kalsium setara dengan kalsium dalam segelas susu dan diperkaya dengan Yogurt dengan Probiotik Bb12. Moo Active tidak hanya berisi asupan zat-zat yang mendukung aktivitas motorik anak. Es krim ini juga mengingatkan ibu akan pentingnya melakukan aktivitas fisik pada masa pertumbuhan sehingga kinerja kalsium dan Probiotik BB-12 dalam tubuh jadi lebih efektif.
"Apabila anak banyak makan,tetapi tidak melakukan aktivitas gerak, maka bisa menyebabkan anak menjadi obesitas," ujarnya.