Mereka bertemu di Roma, pada akhir pekan kedua Februari untuk mendiskusikan krisis ekonomi global dan mengidentifikasi solusi mengatasi krisis finansial. Dalam pernyataan bersama perwakilan negara-negara industrialis yang diwakili: Amerika Serikat, Jerman, Jepang, Prancis, Italia, Inggris, dan Kanada. Mereka akan berusaha sekuat tenaga mengatasi resesi dan menghindari mengubah perdaganga bebas.
Italia menjadi ruan rumah pertemuan G7 dalam kapasitasnya sebagai presiden tahun 2009. Agenda Roma memfokuskan mengadopsi tindakan global dan reformasi kebijakan ekonomi untuk menstabilisasi ekonomi dunia serta menjamin transparansi di mana pasar bisa berfungsi dengan benar.
Presiden Bank Dunia Robert Zoellick, yang juga menghadiri pertemuan, mengatakan bahwa dana talangan nasional hanya akan memperburuk krisis ekonomi global bukannya memperbaikinya.
“Saat ini nasionalisme ekonomi bukanlah ekonomis mau pun nasionalisme. Yang benar secara politis mungkin akan menjadi tidak benar secara ekonomis,” tegas Zoellick.
Menurut pernyataan bersama menteri G7, dunia kini sedang mengalami krisis ekonomi terburuk selama 50 tahun dan negara-negara besar industri perlu bekerjasama dengan tidak menjalankan proteksionisme.
Menurut menteri keuangan G7, proteksionis yang sejatinya untuk mendorong ekonomi nasional suatu negara hanya akan mengancam kemakmuran dunia. Dana talangan yang telah dikucurkan di Eropa dan Amerika Serikat faktanya memang memperbaiki situasi ekonomi namun di lain pihak telah meningkatkan kekhawatiran terhadap proteksionisme.