Direktur Perencanaan Makro Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Prijambodo mengungkapkan, perekonomian tahun depan diharap mulai tumbuh lebih baik dari saat ini. Potensinya cukup terbuka mengingat optimistisnya perekonomian global melakukan pemulihan tahun depan.
"Dengan ekonomi yang membaik di mana kondisi eksternal mulai pulih, sektor swasta yang juga sudah mulai bergerak, maka kebutuhan dukungan dari pemerintah tidak lagi sebesar seperti di 2009. Sehingga memang kebutuhan dari dorongan melalui, salah satunya APBN, relatif lebih kecil dibanding tahun ini yang memang tekanannya lebih besar dibanding 2009," ujarnya kepada wartawan di Gedung Bappenas, Jakarta, Jumat (29/5/2009).
Menurut Bambang, kebijakan fiskal yang tak terlalu ekspansif juga berfungsi untuk menjaga kondisi pembiayaan fiskal pemerintah. Sebab setiap pembiayaan, jelasnya, seharusnya ditempuh dalam batas kapasitas fiskal pemerintah.
Pembiayaan yang terlalu jauh dari kapasitas fiskal pemerintah dikuatirkan malah menimbulkan beban berat risiko fiskal seperti besarnya beban utang yang harus dibayarkan pemerintah setiap tahun.
Bambang menjelaskan, perekonomian Indonesia lebih memerlukan efektivitas sasaran dan alternatif sumber pembiayaan fiskalnya. Efektivitas sasaran ditujukan agar pembiayaan defisit yang dilakukan pemerintah tidak sia-sia dalam menarik ekonomi domestik.
Adapun alternatif sumber pembiayaan dilakukan agar pemerintah memiliki ruang pembiayaan yang murah, menjaga kedaulatan ekonomi, dan tidak malah menimbulkan beban resiko pembiayaan cukup besar tahun-tahun selanjutnya.