"Dibanding tahun lalu, capex kita memang meningkat. Tahun lalu Rp28 miliar, sekarang Rp50 miliar. Namun, kita masih konservatif di tengah kondisi krisis saat ini, dengan menahan DER sebesar 40 persen," ujar Direktur Keuangan KAEF Rusdi Rosman, seusai Public Expose RUPS, di Hotel Intercontinental, Jakarta, Kamis (4/6/2009).
Pembiayaan capex eksternal berasal dari pinjaman jangka pendek di antaranya dari Bank Mandiri. Sementara untuk rasio sebesar 10 persen berasal dari internal atau sebesar Rp5 miliar sedangkan 90 persen berasal dari pinjaman yaitu sebesar Rp45 miliar.
Adapun targetnya, capex tersebut akan dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan operasional seperti infrastruktur, mesin-mesin pabrik, franchising, dan penambahan pembukaan apotik baru. Untuk rencana franchising direncanakan sebanyak 10 gerai, sedangkan untuk pembukaan apotik baru ditargetkan sebanyak 15-20 gerai, sistem IT di holding company.
Selain itu, di tahun ini Kimia Farma menargetkan target penjualan sebesar Rp3 triliun atau meningkat dibandingkan 2008 yang sebesar Rp2,7 triliun.
Optimisme tersebut didasari oleh rencana franchising dan fokus pada produk onkologi dan obat-obat branded yang diharapkan dapat menaikkan level penjualannya. "Penjualan diharapkan bisa menembus Rp3 triliun tahun ini atau minimal sama seperti tahun lalu," tambahnya.
Terkait, rencana merger dengan PT Indofarma Tbk (INAF). Rusdi menyatakan bahwa hal tersebut masih dikaji, di mana tim merger saat ini sedang mencari tim konsultan baru.
"Laporan dari Mandiri Sekuritas tahun 2004 sudah terlalu lama, makanya kita lakukan lagi due dilligence dan mencari tim konsultan, sekarang perlu dikaji lagi," pungkasnya.