Sejumlah mobil pemadam kebakaran dengan suara sirene meraung-raung mulai mendekat ke lokasi titik api. Setelah bersiap dengan peralatan yang ada, mereka langsung menyemprotkan air ke titik api itu. Beberapa saat kemudian, titik api berhasil dipadamkan.
Namun aksi mereka tidak terhenti sampai di situ. Mereka harus menyelematkan sejumlah korban yang terjebak di dalam gedung. Setelah korban ditemukan, petugas membawa mereka turun dengan menggunakan tali.
Tapi semua aksi itu hanyalah aksi simulasi yang digelar Pemkot Semarang untuk mengantipasi kebakaran. Apalagi, saat ini mulai memasuki musim kemarau yang sangat rawan terhadap bencana tersebut.
Kepala Dinas Kebakaran Kota Semarang Prasetijo mengakui aksi simulasi itu merupakan salah satu upaya persiapan menghadapi bencana kebakaran. Hanya saja, dia juga mengingatkan agar semua Gedung di Kota Semarang memiliki peralatan pemadam.
"Seperti halnya keberadaan hydrant. Dengan adanya hydrant tentunya penanganan kebakaran lebih mudah," ujarnya Kamis (4/6/2009).
Selain gedung, Prasetijo juga meminta Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) untuk menyediakan perlengkapan pemadam kebakaran. Jika gedung maupun SPBU itu tidak menyediakan peralatan pemadam kebakaran, kata Prasetijo, akan dikenai sanksi.
"Sanksi dimulai dari teguran, hingga tindakan penutupan," katanya.