"Mustahil untuk dapat memberi kebutuhan warga (Gaza) tanpa dibukanya seluruh pintu perbatasan," demikian ditulis dalam laporan Ban Ki-moon, Sekretaris Jenderal PBB dan dikutip Press TV, Jumat (5/6/2009).
Dalam laporan yang ditujukan untuk Dewan Keamanan PBB itu, Ban juga menyebutkan pentingnya bagi warga di Tepi Barat dipermudah diberi akses mendapat kehidupan yang layak, jaminan sosial, dan kehidupan ekonomi.
Laporan yang mencakup periode Mei 2008 hingga April 2009 itu juga mengungkap, tindakan isolasi Israel terhadap warga Palestina semakin meningkat. Serangan Israel yang terjadi mulai Desember 2008 hingga Januari 2009, juga membuat "kondisi ekonomi anjlok dan krisis kemanusiaan" di Jalur Gaza.
Ban juga menyatakan, bantuan bahan material PBB untuk membangun kembali Gaza tidak diizinkan masuk. Organisasi kemanusiaan internasional mendapat akses terbatas untuk memberi bantuan ke Gaza sejak November 2008.
Padahal sejak Israel memblokade Gaza, Juni 2008, sebanyak 1,5 juta warga Gaza kekurangan bahan pangan.
"Barang-barang bantuan, seperti perlengkapan pembangunan, bahan konstruksi, suku cadang, harus diizinkan masuk Gaza. Selain itu arus uang cash juga harus diizinkan masuk," tulis laporan itu.
Hampir 80 persen dari total penduduk Gaza terpaksa menyandarkan diri untuk memenuhi kebutuhan hidupnya pada Badan PBB untuk urusan pengungsi (UNRWA).