Berbagai sebab melatarbelakangi ketakutannya. Berikut ini beberapa di antaranya, dilansir dari Askmen.
Miskin imej tubuh
Setiap wanita merasa tak sempurna di beberapa bagian tubuh mereka, seperti bokong, paha, dan payudara. Dalam hal ini, ada dua tipe wanita.
Pertama, wanita yang tak berdiam diri dengan kekurangannya. Ia berusaha membentuk tubuh dengan olahraga, pola makan sehat, dan berbagai perawatan tubuh lainnya. Tipe wanita ini punya rasa percaya diri atas cara pandang mereka terhadap banyak hal, terutama seks.
Kedua, wanita yang merasa jadi korban atas tubuhnya, dan tidak melakukan apapun untuk memperbaikinya. Ia justru mencari berbagai cara untuk menutupi kekurangan.
Tipe wanita kedua merasa ketakutan akan intimasi. Dia pun berpikir bahwa pria akan menilai ketidaksempurnaan tubuh mereka secara sepihak.
Ada berbagai hal yang bisa Anda lakukan untuk membuatnya lebih nyaman. Jika ia tak percaya diri dengan pahanya yang besar, sementara Anda menilai itu adalah seksi, maka pujilah. Wanita akan lupa dengan masalahnya dan lebih terbuka secara seksual dengan Anda.
Belikan untuknya sebuah gaun malam nan seksi, dan minta ia untuk memakainya saat makan malam berdua di restoran favorit. Dengan cara ini, rasa percaya dirinya akan meningkat dan nilai Anda sebagai pria gentleman di matanya juga semakin bagus.
Pendekatan singkat
Ketakutannya akan intimasi bisa jadi akibat pendekatan yang singkat dengan Anda hingga ia kurang mengenal Anda secara emosi. Hal ini tentu memberi pengaruh pada keterbukannya terhadap aktivitas seks.
Sebagai pasangan, Anda harus membangun kepercayaannya dengan membiarkan dia tahu bahwa Anda pasangan yang baik.
Saat Anda mampu membuatnya nyaman, aksi ranjang selanjutnya berjalan mudah. Wanita lebih terbuka dan tak canggung mencoba gaya bercinta baru.
Punya pengalaman buruk
Ia ragu untuk mempertunjukkan aksinya bisa jadi karena mantan kekasihnya sebelum menikah dengan Anda telah berbuat sex abuse.
Seseorang yang punya pengalaman buruk cenderung menutupi diri, bahkan membuat benteng pertahanan agar tak ada orang lain yang tahu. Sebagai pasangan, Anda harus mendorongnya untuk berani bicara seputar masa lalunya.
Jika Anda sudah bisa dipercaya, jangan coba untuk mengendalikannya dengan kasar. Setiap orang ingin dimengerti, tidak ada yang ingin dianalisa jiwanya, apalagi oleh pasangan. Jadilah temannya, bukan terapis seksnya.
Anda memang harus sedikit bersabar. Cepat atau lambat, kesabaran dan usaha Anda akan berbuah manis.