Direktur Tekstil Ditjen Industri Logam Mesin Tekstil dan Aneka (ILMTA) Depperin Aryanto Sagala mengakui, sejumlah pengusaha mendesak pemerintah segera mengeluarkan surat keputusan kebijakan penggunaan mata uang rupiah. ’’Saat rapat membahas stimulus fiskal dengan menko perekonomian, mereka memang minta itu,’’ ujarnya akhir pekan lalu.
Kalangan pengusaha menuntut kepastian tentang transaksi dalam rupiah. Sebab, selama ini itu hanya bersifat imbauan. Mereka ingin kepastian siapa yang harus mengeluarkan kebijakan tersebut. Alasannya, kebijakan tersebut bisa memperkuat atau membuat stabil nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
Menurut Aryanto, asosiasi industri tekstil bahkan meminta dukungan Depperin. ’’Mereka tidak ingin lagi tergantung dengan dolar AS terkait transaksi di dalam negeri,’’ tuturnya.
Ketua Umum Dewan Pemakai Jasa Angkutan Laut Indonesia (Depalindo) Toto Dirgantoro menilai sudah saatnya pemerintah menerapkan kebijakan baru di sektor transportasi dengan mengubah pembayaran jasa kepelabuhanan dari dolar AS menjadi rupiah. Pihaknya siap mengimplementasikan kebijakan itu jika disahkan. ’’Selain menguntungkan pengusaha, hal itu juga dapat menghemat devisa,’’ ungkapnya.
Dia menilai rupiah cukup rawan jika penggunaan dolar AS terlalu banyak. Apalagi, pasar modal juga dikuasai para investor asing. Jika terjadi gejolak lagi, permintaan dolar AS akan terus meningkat sehingga menyebabkan mata uang rupiah bisa terpuruk lagi. ’’Dengan situasi krisis finansial global yang belum berhenti, setiap saat bisa terjadi pelemahan rupiah karena dolar AS tersedot ke luar,’’ terangnya.
Toto menyebut, jika mau menerapkan kebijakan rupiah untuk transaksi, posisi Indonesia akan setara dengan beberapa negara lain. Dia mencontohkan, operator pelabuhan di Singapura menggunakan dolar Singapura.