"Saya kira pemerintah harus lebih tegas lagi, terutama perlakuan terhadap tenaga kerja yang melampaui batas kemanusiaan, belum lagi dicambuk dan sebagainya," ujar Agung di Jakarta, Jumat (12/6).
Ia mengatakan, kasus terakhir yang menimpa TKI adalah dugaan penganiayaan TKW asal Kampung Lio, dan Garut, Siti Hajar di Malaysia beberapa waktu lalu. Kejadian tersebut perlu mendapatkan perhatian serius dari pemerintah.
Dijelaskan Agung, Pemerintah Indonesia jangan terlalu memberi angin kepada pemerintah Malaysia. Karena selama ini terkesan antara Indonesia-Malaysia tidak mencerminkan persaudaraan serumpun. Bahkan mencederai persahabatan antara kedua negara yang bertetangga tersebut.
"Ini harus dibicarakan secara bilateral antar kedua negara," jelas Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini.
Karena itu, tutur dia, pemerintah harus mendata kembali persoalan-persoalan yang selama ini menjadi hambatan antarkedua negara, termasuk antara TKI dan TKW.
"Belum lagi persoalan produk budaya kita, ini harus dibicarakan," terangnya.
TKW asal Kampung Lio, dan Garut, Siti Hajar (23) merupakan seorang janda dengan satu orang anak, dan sempat menjalani perawatan medis di Malaysia, karena mengalami luka parah yang diduga disiram air panas.
Siti Hajar berangkat pada 2006 melalui jasa pengiriman Tenaga Kerja PT. Mangga Dua Jakarta untuk menjadi pembantu rumah tangga. Namun hingga kini belum pernah memberikan kabar tentang keberadaannya, bahkan tidak pernah mengirimkan uang hasil kerjanya di Malaysia ke kampung.