Kabid Pendidikan dan Olah Raga, Dinas Pendidikan Kota Karanganyar Sugiyanto mengatakan, hasil tersebut belum dinyatakan final, lantaran pihaknya masih terus memperdebatkan persepsi penentuan angka kelulusan.
Hal tersebut sesuai surat keputusan (SK) Badan Standarisasi Nasional Pendidikan (BSNP) tentang ujian kompetensi keahlian (UKK). Dalam SK tersebut, BSNP menetapkan UKK terdiri dari ujian tulis dan praktek.
Pada UKK yang digunakan sebagai standarisasi lulus UN adalah ujian praktek dengan nilai minimal 7,00. Sementara UKK tertulis hanya dipakai untuk prasyarat kompetensi keahlian dengan nilai minimal 4,00.
Untuk tingkat SMA, siswa yang tidak lulus mencapai 32 orang. Jumlah terbanyak terdapat di SMA Colomadu, Karanganyar yang mencapai 20 orang. Dengan rincian 9 orang dari IPA dan 11 orang dari IPS.
Sementara di Madrasah Aliyah (MA), dari 512 perseta UN hanya 8 orang yang dinyatakan tidak lulus. Sebanyak 6 siswa dari MAN Karanganyar dan 2 lainnya dari MA Miftahul ulum.
Dari data Dikpora, SMK Muhammadiyah 3 Karanganyar paling banyak memiliki siswa yang tidak lulus, yakni mencapai 62 siswa. Disusul SMK TUN Muda Karanganyar sebanyak 36 siswa dan SMK Satya Karya sebanyak 30 siswa.
"Apabila dilihat dari prosentase angka kelulusan, tahun ini lebih tinggi dibanding tahun lalu. Tahun ini mencapai 93 persen dari 86 persen tahun lalu," papar Giyanto, diruang kerjanya.
Terkait masih adanya siswa yang tidak lulus, Giyanto memperkirakan masih banyak siswa yang terkecoh dengan isu bocoran UN. Apalagi letak Colomadu berdekatan dengan Solo yang pelaksanaan UN-nya diwarnai isu bocoran UN melalui SMS.
Dari 18 SMA di Karanganyar, angka kelulusan di 12 SMA mencapai 100 persen. Sementara untuk MA, dari 4 MA yang ada hanya 2 yang mampu meluluskan semua peserta UNnya dengan sempurna.